Kamis, 22 Desember 2011

Pedoman Budidaya Tanaman Lada



 I. SYARAT-SYARAT TUMBUH
a. Iklim.
Tanaman lada untuk tumbuh baik menghendaki iklim sebagai berikut:
Tinggi tempat dan permukaan laut 0 — 500 m. Temperatur optimum 23°C — 30°C. Kelembaban tinggi. Curah hujan 2.000 — 2.500 mm/tahun terbagi rata sepanjang tahun.
b.Tanah.
Keadaan tanah yang dikehendaki lada adalah sebagai berikut:
Gembur, cukup tersedia unsur hara, drainasenya baik.

II. PEMBIBITAN
Bahan tanaman dapat berasal dari stek maupun biji.
A. Bahan Bibit Asal Biji
- Hanya dipakat kalau tidak ada lagi bahan stek karena biayanya sangat mahal.
- Bahan bibit diambilkan dari biji yang betul-­betul sudah tua, dan dari buah yang terisolir yaitu buah-buah yang tandannya di­bungkus pada waktu masih berupa bunga.
B. Bahan bibit asal stek.
- Cara ini lazim dipergunakan karena mudah dan murah.
- Syarat-syarat bahan stek yang baik :
1. Berasal dari sulur panjat yang tumbuhnya keatas dan melekat pada pohon sandaran.
2. Panjang stek sekurang-kurangnya 7 ruas (dapat diambil terus menerus dari satu tanaman).
3. Stek diambil dari batang yang sudah agak mengayu dan dari tanaman yang sudah berumur ± 2 tahun.
4. Pohon induk harus kuat, pertumbuhan bagus, dan daun berwarna hijau tua.

III. PERSIAPAN DAN PENANAMAN DI KEBUN
Persiapan di kebun.
— Sediakan tiang-tiang pemanjat (pendukung). Tiang pemanjat ada 2 macam yaitu:
  1. Tiang kayu/beton. 
  2. Pohon hidup (dadap minyak, dadap duri).
— Tiang-tiang pemanjat ditanam dengan jarak 2,5x2,5m.
— Lubang tanaman dibuat disekeliling tiang pemanjat dengan ukuran 50x50x50 cm.
— Apabila tanah miring buatlah teras-teras atau tanamlah tanaman penutup tanah.
— Pada tanah yang datar buatlah selokan-selokan pembuang air.
Penanaman di kebun.
    Stek langsung ditanamkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan didekat tiang pemanjat.
    Bagian stek yang dimasukkan kedalam tanah adalah 4 buku/ruas.
    Stek diletakkan miring didekat permukaan tanah.
—Sebaiknya tanah galian terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang/kompos secukupnya.
    Berilah pelindung pada stek yang baru ditanam tersebut.


IV. PEMELIHARAAN.
    Bersihkan kebun dari rerumputan pengganggu.
— Pangkaslah pohon-pohon pemanjat, pada musim penghujan dengan pemangkasan berat dan pada musim kemarau dengan pemangkasan ringan.
— Ikatlah tanaman pada tiang-tiang pemanjat agar tanaman melekat pada tiang sebelum akar perekat menjadi kuat.
— Yang diikat hanyalah cabang yang tumbuh keatas sedangkan cabang-cabang samping tidak perlu.
— Buanglah cabang-cabang pada pangkal pohon yang menutup tanah.
Pemangkasan.
Tujuan :
1. Untuk memperoleh cabang samping (cabang buah) yang lebih banyak.
2. Untuk mendapatkan pohon yang rimbun.

Cara pemangkasan :
— Pemangkasan dilakukan pada ruas yang tidak terdapat cabang-cabang samping.
— Apabila tanaman sudah mempunyai 8 atau 9 ruas maka harus dipangkas pada ketinggian 25-30 cm dari tanah.
— Tunas yang tumbuh dari batang stek utama harus dipangkas pula dan pangkasannya dapat dijadikan sebagai bahan stek.
— Sulur-sulur yang kemudian tumbuh diikatkan ketiang pemanjat dan bila telah lebih dari 10 ruas dipangkas lagi hingga tinggal 3-4 ruas dari pangkasan pertama.
— Pemangkasan dilakukan terus sampai sulur mencapai ujung tiang pemanjat.

V. PEMUPUKAN.
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang tinggi tanaman lada perlu diberikan pupuk organis (pupuk kandang, kompos) dan pupuk anorganis (pupuk buatan).
Pupuk organis diberikan sebagai pupuk pendahuluan sebanyak 5-10 kg per lubang tanaman. Untuk pupuk buatan dapat diberikan pupuk Urea, TSP dan KCL.
Dosis pupuk.
Dosis pupuk tergantung kepada kesuburan tanah, umur tanaman, dan lain-lain.
Sebagai pedoman umum pemupukan lada dengan Urea, TSP dan KCL dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk tanaman muda:
I. Umur 8-12 bulan:
Urea : 50 gr/pohon/tahun.
TSP : 25 gr/pohon/tahun.
KCL : 20 gr/pohon/tahun.
II. Umur 1-2 tahun:
Urea : 100 gr/pohon/tahun.
TSP : 50 gr/pohon/tahun.
KCL : 40 gr/pohon/tahun.
III. Umur 2-3 tahun:
Urea : 200 gr/pohon/tahun.
TSP : 100 gr/pohon/tahun.
KCL : 80 gr/pohon/tahun.
b. Untuk tanaman yang sudah berproduksi.
Dosis pupuk yang diberikan sebagai berikut:
Urea : 400 — 500 kg/Ha/Tahun.
TSP : 400 – 500 kg/Ha/Tahun.
KCL : 300 — 375 kg/Ha/Tahun.
Waktu pemupukan.
Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada setiap awal dan akhir musim penghujan diberikan masing-masingnya setengah bahagian dari dosis diatas.
Cara pemupukan.
    Buatlah lubang pdpuk/parit kecil disekeliling pangkal batang sejarak ujung dari tajuk pohon.
    Campurkanlah pupuk Urea, TSP dan KCL sesuai dengan dosis kemudian dimasukkan ke dalam lubang pupuk tersebut.
    Setelah pupuk dimasukkan segera ditutup kembali dengan tanah.
Catatan:
Pupuk dapat diberikan secara sendiri-sendiri atau secara campuran. Pencampuran Urea, TSP dan KCL hanya dapat dilakukan apabila setelah pencampuran tersebut segera dilaksanakan pemupukan, dan pupuk yang sudah tercampur tadi harus habis dalam satu kali pemupukan.


VI. PEMBERANTASAN HAMA DAN PENYAKIT
.
Hama.
1. Pengisap buah (Dasynus piperis CHN) (Sumatera = Semunjung, Kalimantan = Bilahu). Kepik mengisap cairan sel buah lada mengakibatkan buah berbintik-bintik kuning. Apabila yang dihisap buah muda maka
buah akan mudah gugur. Yang terutama diserang adalah buah-buah muda umur 4,5 — 6 bulan. Untuk pemberantasannya dapat dipakai Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air, dengan selang waktu 1-2 minggu tergantung berat ringannya serangan.
Catatan:
3 minggu sebelum panen penyemprotan harus sudah dihentikan
2.Penggerek cabang (Lophobaris piperis MARSH) Dikenal juga sebagai kumbang moncong lada.. Kumbang betina bertelur rata-rata 250 butir, telur diletakkan dalam liang yang dibuat pada sendi-sendi diantara ruas cabang tanaman lada.
Larva yang telah menetas, menggerek bagian dalam cabang tersebut akibatnya batang dibagian atas gerekan menjadi layu dan akhirnya kering/mati. Panjang larva maksimum 8 mm, edaran hidupnya ± 45-60 hari.
Pemberantasan:
Secara mekanis dengan memangkas cabang yang terserang dan membunuh larva serta kumbangnya. Secara kimia penyemprotan dengan Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air atau Lannate 5 gram per 10 liter.
Penyakit.
Penyakit busuk kaki lada.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora varpiperis.
Tanaman yang terserang menjadi layu, daun kuning kemudian berubah menjadi hitam dan akhirnya gugur. Pengguguran dimulai dari cabang-cabang yang terbawah terus keatas. Cendawan dapat bertahan lama didalam tanah, penularan melalui air dan tanah yang berpenyakit. Kelembaban yang tinggi akibat jarak tanam yang terlalu rapat, pohon pelindung yang tidak dipangkas dan drainage jelek sangat membantu perkembangan penyakit ini.
Pemberantasan.
Pencegahan dengan menanam lada Belantung yang tahan penyakit busuk pangkal batang. Pemangkasan pohon-pohon panjatan secara teratur. Membuat saluran-saluran drainage. Pemberantasan secara kimiawi menggunakan fungisida Brestan & Dithane M-45 dengan dosis 20 gr per 10 liter air. Caranya disemprotkan pada daun dan dituangkan pada pangkal batang/akar.

VII. PEMUNGUTAN HASIL.
Buah lada harus dipetik apabila suduh cukup tua yaitu apabila sudah berumur ± 7 bulan. Pada waktu itu buah sudah berubah warna dari hijau menjadi kuning kemerah-merahan. Apabila pemungutan terlambat buah akan mudah gugur atau dimakan burung.
Pemetikan dilakukan dengan tangan dan memakai tangga. Pemungutan dilakukan seminggu sekali sampai selesai. Pada waktu pemungutan terakhir,baik semua buah yang sudah masak maupun yang belum masak dirontokkan semuanya.

VIII. PENGOLAHAN HASIL.
Ada 2 cara dalam pengolahan hasil lada yaitu:
a. Untuk mendapatkan hasil lada putih.
b. Untuk mendapatkan hasil lada hitam.

A. Untuk mendapatkan lada putih buah lada diperlakukan sebagai berikut:
Buah lada yang baru dipetik dimasukkan dalam karung dan direndam dalam air yang mengalir. Sesudah direndam kemudian dibersihkan; bijinya dipisahkan dari kulitnya dan tangkai, dengan cara diinjak-injak, kemudian diayak. Setelah dipisahkan kemudian biji lada direndam kembali dalam. air mengalir 1-2 hari sehingga biji menjadi putih bersih. Setelah bersih kemudian biji lada dijemur sampai kering kira-kira 3 hari.

B. Untuk mendapatkan lada hitam buah lada diproses sebagai berikut:
Buah lada setelah dipetik Iangsung dijemur dipanas matahari selama kira-kira 2-3 hari. Sambil menjemur buah lada dipisahkan dari tangkai-tangkainya. Kemudian diayak sampai bersih.



Lada (Piper nigrum L.)

Klasifikasi
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Apetalae
Bangsa : Piperales
Famili: Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus: Piper
Spesies: Piper nigrum L.

Kerabat Dekat
Kiseureuh, Sirih, Sirih Hutan, Kemekes, Kemukus, Mrico Lolot, Cabe Jawa, Cabean, Daun Wati, Sirih Merah

Nama umum
Indonesia:
Lada, merica, mrico, pedes
Inggris:
Black/White Pepper
Pilipina:
Paminta
Cina:
hu jiao








Lada hitam (Piper nigrum) adalah jenis tanaman merambat dalam keluarga Piperaceae. Dari tanaman pala yang diambil adalah buahnya kemudian dikeringkan dan digunakan sebagai perlngkapan bumbu. Buah, yang dikenal sebagai lada ketika kering, berukuran diamter sekitar 5 mm. Berwarna merah tua saat matang penuh. Biji merica, dan merica bubuk berasal dari penggilingan buah lada kering.

Lada telah digunakan sebagai bumbu di India sejak zaman prasejarah. Lada berasal dari India dan telah dikenal untuk memasak di India setidaknya sejak 2000 SM.  Catatan J. Innes Miller bahwa meskipun lada ditumbuhkan di Thailand selatan dan di Malaysia, sumber yang paling penting adalah India, khususnya Pantai Malabar, di tempat yang sekarang negara bagian Kerala. Perdagangan yang berharga lebih baik, sering disebut sebagai “emas hitam” dan digunakan sebagai bentuk uang komoditas. The “sewa lada” istilah masih ada hingga sekarang.

Sejarah kuno lada hitam sering saling terkait dengan (dan bingung dengan) bahwa lada panjang, buah kering dari Piper longum erat terkait. Bangsa Romawi tahu baik dan sering disebut baik sebagai hanya “piper”. Bahkan, ia tidak sampai penemuan Dunia Baru dan paprika chile bahwa popularitas lada panjang seluruhnya ditolak. Paprika Chili, beberapa di antaranya ketika kering mirip dalam bentuk dan rasa untuk lada panjang, lebih mudah tumbuh di berbagai lokasi yang lebih nyaman ke Eropa.
Sampai dengan baik setelah Abad Pertengahan, hampir semua lada hitam yang ditemukan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara berasal dari wilayah Malabar India. Pada abad ke-16, karena pengaruh Portugis, lada tersebar ke Indonesia, Madagaskar, Malaysia, dan di tempat lain di Asia Tenggara, tetapi daerah-daerah yang diperdagangkan terutama dengan China, atau lada digunakan secara lokal. Pelabuhan di daerah Malabar juga berfungsi sebagai pemberhentian sebagian besar perdagangan rempah-rempah lainnya dari wilayah timur di Samudera Hindia.

Lada Hitam berasal dari India dan dibudidayakan secara luas di sana dan di tempat lain di daerah tropis. Saat ini Vietnam adalah negara produsen dan pengeskpor terbesar di dunia. Produksi vietnam mencapai 34% dari tanaman Piper nigrum dunia pada 2008.
Lada kering telah digunakan sejak jaman dahulu sebagai bumbu dan sebagai obat. Lada hitam adalah rempah-rempah dunia yang paling diperdagangkan. Ini adalah salah satu rempah-rempah yang paling umum ditambahkan ke dalam masakan Eropa dan belahan dunia lainnya. Pedasnya lada hitam adalah karena kandungan kimia piperin. Ini dapat ditemukan di hampir setiap meja makan di dunia industri, sering bersama garam meja.

Lada hitam dihasilkan dari buah drupes (tipe buah yang memiliki satu biji) mentah masih hijau dari tanaman lada. Cara pengolahannya adalah dimasak sebentar dalam air panas, untuk membersihkan dan mempersiapkannya untuk pengeringan. Panas dapat memecah dinding sel lada, mempercepat kerja enzim kecoklatan selama pengeringan. Setelah itu dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan mesin selama beberapa hari. Buah lada akan menyusut dan keriput dengan warna hitam. Setelah kering, rempah-rempah ini disebut lada hitam.

Tanaman lada adalah jenis tanaman merambat yang dapat tumbuh empat meter dengan bertopang pada pohon, tiang, atau teralis. Lada hitam tumbuh di tanah yang tidak terlalu kering atau rentan terhadap banjir, lembab, dan kaya bahan organik. Tanaman lada dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang dari 3000 kaki di atas permukaan laut.

Tanaman lada diperbanyak dengan stek sekitar 40 sampai 50 cm panjang, diikat ke tiang atau pohon sebagai tempat merambatnya. Pohon dengan kulit kasar  lebih disukai, dibanding pohon yang berkulit halus. Tunas dipangkas dua kali setahun. Pada tanah kering tanaman muda membutuhkan penyiraman setiap hari selama musim kemarau untuk tiga tahun pertama. Tanaman berbuah pada tahun keempat atau kelima, dan biasanya terus berbuah selama tujuh tahun. Satu batang tanaman lada akan menghasilkan  20 sampai 30 rumpun buah. Panen dimulai segera setelah satu atau dua buah di dasar dari rumpun mulai berubah menjadi merah. Apabila terlambat dan buah sudah matang, buah lada akan kehilangan kepedasan.






Rabu, 21 Desember 2011

Angsana Kembang (Pterocarpus indicus Willd.)

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
  Divisio : Spermatophyta
     Sub Divisio : Angiospermae
        Kelas : Dicotyledoneae
            Sub Kelas : Dialypetalae
               Bangsa : Rosales
                  Famili : Fabaceae/ Leguminosae/ Leguminoceae
                      Genus : Pterocarpus
                          Spesies : Pterocarpus indicus Willd.

Sinonim : - Pterocarpus flavus Lour

               - Pterocarpus pallidus Blco.
 

 Gambar : Pohon Angsana

 Gambar : Daun Angsana

Gambar : Bunga Angsana


Uraian :
Pohon, tinggi 10-40 m. Ujung ranting berambut. Daun penumpu bentuk lanset, panjang 1-2 cm. Daun berseling. Anak daun 5-13, bulat telur memanjang, meruncing, tumpul, mengkilat sekali, 4-10 kali 2,5-5 cm; anak tangkai lk 0,5-1,5 cm. Tandan bunga di ujung dan duduk di ketiak, sedikit atau tidak bercabang, berambut coklat, berbunga banyak, panjang 7-11 cm; anak tangkai 0,5-1,5 cm; bunga sangat harum. Kelopak bentuk lonceng sampai bentuk tabung, bergigi 5, tinggi lk 7 mm. Mahkota kuning oranye. Daun mahkota berkuku; bidang bendera bentuk Iingkaran atau bulat telur terbalik, berlipat kuat, melengkung kembali, garis tengah lebih kurang 1 cm; lunas lebih pendek daripada sayap, pucat. Bakal buah berambut lebat, bertangkai pendek, bakal biji 2-6. Polongan bertangkai di atas sisa kelopak, hampir bulat lingkaran, dengan paruh di samping, pipih sekali, sekitarnya bersayap, tidak membuka, garis tengah lk 5 cm, pada sisi yarig Iebar dengan ibu tulang daun yang tebal. Biji kebanyakan 1. Kerapkali ditanam; 1-800 m. Catatan: Kayunya mempunyai warna dan kwalitas yang baik sekali; dipergunakan sebagai bahan bangunan dan kayu meubel. Di Maluku pohon ini menghasilkan „kayu akar" (wortelhout) yang bagus. Kulitnya dipakai sebagai obat; dalam keadaan hidup pohon tersebut rnengandung cairan yang merah darah. Bagian yang digunakan Kulit kayu, getah (resin) dan daun muda.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Asan, Athan (Aceh); Sena (Gayo); Sena, Hasona, Sona (Batak); Kayu merah (Timor); Asana, Sana kapur, Sana kembang (Minangkabau), Sana kembang (Madura); Kenaha (Solor); Aha, Naga, Aga, Naakir (Sulawesi Utara); Tonala (Gorontalo); Candana (Bugis); Na, Nar, (Roti); Lana (Buru). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Pterocarpi Cortex; Kulit kayu Angsana.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Adstringen dan diuretik. PENELITIAN Hayati, 1990. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian pengaruh infus daun Angsana terhadap penurunan kadar gula darah kelinci dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Angsana 5 ml, 10% dan 20°Io secara oral menurunkan kadar gula darah kelinci. Pengaruh infus 10% tidak ada beda dengan 50 mg/kg bb tolbutamid, sedangkan penurunan oleh infus 20% lebih besar daripada pengaruh oleh tolbutalmid.