Tampilkan postingan dengan label Famili Clusiaceae. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Famili Clusiaceae. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 11 Maret 2017
Garcinia forbesii (Manggis merah/Mundar)
Manggis Jepang
Garcinia mangostana
Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Dialypetalae
Bangsa: Malpighiales
Famili: Clusiaceae
Genus: Garcinia
Spesies: Garcinia
mangostana
Buah Manggis, memiliki nama
ilmiah Garcinia mangostana. nama
lainnya Manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung),
Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat),
Mangosteen (lnggris), Mangostin (Spanyol), Mang khut (Thailand),
Mongkhut (Kamboja), Cai mang cut (Vietnam). Manggis
merupakan buah asli Asia, Australia dan Afrika. Buah ini banyak tumbuh di
daerah tropis seperti Filipna, Myanmar, Malaysia, dan juga di Indonesia.
Gambar Manggis masih muda
Gambar Manggis telah masak
Pohon manggis bisa mencapai ketinggian 15-20
meter. Buah matang berwarna ungu kehitaman dengan ketebalan cangkang bisa
mencapai 1 cm. Bagian daging buah bisa terdiri dari empat sampai delapan
juring. Konon, manggis dianggap buah dengan rasa terlezat sehingga mendapat
julukan the queen of fruit (ratu buah) karena menjadi buah
kesukaan ratu Victoria Inggris.
Buah manggis kaya nutrisi, namun sebetulnya
kulit buah manggislah yang digunakan sebagai obat tradisional. Sejak dulu
kulit manggis sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit terutama
di India, Myanmar, Sri Lanka dan Thailand. Bahkan di China telah digunakan
dalam pengobatan tradisional kuno yang tercatat dalam sejarah Dinasti Ming
(1268-1644 Masehi).
Beberapa penyakit yang secara tradisional dapat
diobati kulit buah manggis antara lain diare, peradangan, alergi makanan,
infeksi kulit, cacingan, sariawan, eksim, dan masih banyak lagi. Berbagai
penelitian laboratorium yang dilakukan belakangan, membuktikan bahwa apa yang
awalnya dianggap berkhasiat secara empiris, ternyata teruji benar. Penelitian
secara in vitro di laboratorium menunjukkan bahwa zat
yang terkandung dalam kulit buah manggis bisa melawan sel kanker.
Buah manggis kaya akan vitamin C, B1, B2,
Kalsium serta zat besi, dan kandungan lain yang bermanfaat untuk tubuh. Kulit
buah manggis mengandung beberapa zat aktif diantaranya xanton,
flavonoid, tanin, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C.
Zat yang dipercaya paling berkhasiat
adalah xanton. Xanton adalah getah berwarna
kuning yang terdapat pada kulit manggis. Senyawa organik ini bersifat
antioksidan, antibakteri, antitumor, antialergi, anti radang, antiviral, antifungal,
antimalaria, antiHIV, hingga antiobesitas.
Zat berkhasiat pada tanaman manggis sebetulnya
tersebar di seluruh bagian tanaman. Namun kandungan xanton tertinggi
ada pada kulit buahnya. Terdapat kurang lebih 200 jenis senyawa xanton alami
yang sudah diketahui dari berbagai tanaman. Pada manggis ditemukan 40 jenis
senyawa xanton.
Gambar Senyawa Xanton terdapat dikulit manggis
Xanton berfungsi sebagai
antioksidan kuat yang bisa melawan efek buruk dari radikal bebas. Xanton juga
dilaporkan memiliki aktivitas farmakologis sebagai antibakteri, anti
retroviral, antijamur, antiinflamasi, dan anti leukemia. Demikian dijelaskan
Dr. Berna Elya, Apt. M.Si, dari Universitas Indonesia, dalam wawancaranya
dengan Herbalplus (2013).
Penelitian-penelitian efek antikanker xanton di
Indonesia, masih terbatas secara in vitro. Artinya, penelitian
dilakukan kepada sel-sel kanker di dalam tabung di laboratorium dan belum
diujikan kepada hewan percobaan atau uji pra klinik kepada manusia.
Efek Antikanker, Efek
antikanker xanton dari kulit buah manggis secara in
vivo telah dilakukan oleh peneliti Jepang, Yukihiro Akao dkk
(2008). Penelitian terhadap tikus percobaan menunjukkan bahwa senyawa xanton terutama alfa-mangostin terbukti
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker usus. Penelitian Berna Elya dari
Universitas Indonesia terhadap xanton menunjukkan bahwa
xanton juga aktif terhadap sel-sel tumor dan kanker payudara. Penelitian
xanton juga dilakukan sel-sel kanker leukimia secara in vitro.
Hasilnya, xanton sangat aktif terhadap Cell
Line L2120 yang menyebabkan leukimia.
Mengatasi Tuberculosis (TBC), Salah
satu kemampuan penting dari xanton adalah mematikan
bakteri. Xanton berkhasiat mengatasi kelebihan bakteri dan
menyeimbangkan kembali sistem kerja pencernaan. Bakteri yang pertumbuhannya
bisa dihambat oleh xanton ternyata cukup banyak, beberapa
diantaranya adalah Mycobarterium tuberculosis penyebab
TBC, Salmonella, dan banyak bakteri berbahaya lainnya. Tahun
2001, sekelompok peneliti manggis dari Asia Tenggara menemukan bahwa
senyawa xanton dari kulit manggis memiliki efek
antibakteri penyebab tuberculosis (TBC). Demikian penjelasan Prof. Dr. Atiek
Soemiati, M.S., Apt., yang dimuat Herbalplus (2013).
Selain bersifat antimikroba,
hasil penelitian membuktikan bahwa xanton dapat membunuh
bakteri yang sudah resisten atau tidak mempan dengan
antibiotik. Sebagai antibiotik alami, khasiat xanton terbukti
melampaui antibiotik buatan, seperti penisilin, floksasin, oksasilin, dan
vankomisin. Ada penelitian terhadap aktivitas xanton dari
kulit buah manggis terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap antibiotika Metisilin.
Hasilnya menunjukkan bahwa xanton bersifat aktif
menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
Sumber : The Best Herbs for Natural Healing
|
Langganan:
Postingan (Atom)