Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio:
Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Dialypetalae
Bangsa: Malvales
Famili: Sterculiaceae
Genus: Cola
Spesies: Cola acuminata Schott et Endl
Ciri-ciri:
Habitus: Pohon, tinggi ± 20 m. Batang:
Bulat, berkayu, keras, bercabang-cabang, permukaan kasar, hijau kecoklatan, Daun:
Tunggal, tersebar, bertangkai, bulat telur memanjang, ujung runcing, tepi
rata, pangkal meruncing, panjang 7-19 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip,
hijau. Bunga: Majemuk, bentuk malai, kelopak bentuk kerucut, di
ketiak daun, masih muda hijau setelah tua coklat, mahkota bentuk bintang,
bertaju lima, benang sari sepuluh, tersusun seperti bintang, ungu, putik
kuning, kuning keputih-putihan.
|
Buah: Kotak, tiap tangkai satu
sampai lima, bulat memanjang. tiap buah berisi lima sampai lima belas biji,
panjang 8-15 cm, diameter 5-9 cm, hijau. Biji: Bulat telur, keras,
panjangnya 3-6 cm, lebar 2-4 cm, selaput biji rasa manis, wangi, merah. Akar:
Tunggang, coklat. Biji: Bulat telur, keras,
panjangnya 3-6 cm, lebar 2-4 cm, selaput biji rasa manis, wangi, merah. Akar:
Tunggang, coklat.
Referensi: |
Tampilkan postingan dengan label Famili Sterculiaceae. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Famili Sterculiaceae. Tampilkan semua postingan
Selasa, 11 September 2012
Cola acuminata Schott et Endl
Sabtu, 16 Juni 2012
Guazuma ulmifolia Lamk. (Jati Belanda)
Klasifikasi:
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Sub
Kelas : Dialypetalae
Bangsa
: Malvales/Colunniferae
Famili
: Sterculiaceae
Genus
: Guazuma
Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk.
Deskripsi:
Termasuk
dalam famili Sterculiaceae, nama daerah jenis ini di Sumatera: jati belanda
(Melayu); Jawa: jati londo (Jawa Tengah). Tumbuhan ini berhabitus pohon, tinggi
bisa mencapai 20 m, ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan atau
tumbuhan liar. Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 mdpl. Daun
tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol dengan
kandungan kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, lendir dan damar. Ramuan:
20 gram daun dan 1 gelas air. Cara pembuatan dan pemakaian: ambil 20 gram
serbuk daun Guazuma ulmifolia, diseduh dengan 1 gelas air matang panas,
setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi
dan sore. Jati belanda atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan
nama bastard cadar dalam bahasa Inggris, merupakan pohon yang berbatang keras
bercabang, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna
coklat kehijauan. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau dengan pinggiran
bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk, pertulangan
menyirip berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6 cm.
Bunganya, berwarna kuning, berbau wangi serta memiliki titik merah di bagian
tengah, berbentuk mayang dan muncul di ketiak daun. Buah dari tanaman ini
berbentuk bulat, keras, memiliki lima ruang, permukaan tidak rata berwarna
hijau ketika muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua.Tanaman ini
biasanya diperbanyak dengan biji, cara memperbanyak dengan cangkok masih sulit
dilakukan dengan tingkat keberhasilan 50 persen. Ditambah lagi, cara setek
dengan perlakuan khusus sekalipun belum banyak membantu. Daun Jati belanda
akan siap dipanen ketika pohon sudah berumur 2-3 tahun dan akan berbuah setelah
berumur kurang lebih 5-6 tahun.
Rabu, 28 Desember 2011
Kakao/ Theobroma cacao L.
KLASIFIKASI :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
MORFOLOGI
a. Batang (Caulis)
Pada Theobroma cacao merupakan tanaman dengan batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasanya
keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada
pohon-pohon (arbores). Tanaman coklat
merupakan pohon yaitu tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang
jauh dari permukaan tanah. Bentuk batangnya adalah bulat (teres). Tanaman coklat mempunyai batang yang di bagian bawahnya
lebih besar dan keujung semakin mengecil. Cara percabangannya adalah
monopodial, yaitu batang pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih
panjang daripada cabang-cabangnya. Arah tumbuh cabangnya adalah condong keatas
(patens). Tanaman coklat biasanya
mempunyai tinggi sekitar 5-10 m. Warna batangnya adalah coklat kotor.
b. Akar (Radix)
Tanaman coklat memiliki sistem
akar tunggang, yaitu akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok berasal dari
akar lembaga. Akar tunggang tanaman coklat bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus
ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi,
sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar pada batang, dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang
lebih banyak. Warna akarnya adalah kecoklatan.
c. Daun (Folium)
Pada Theobroma cacao daunnya merupakan daun tunggal (folium simplex) yaitu pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja Bentuk tangkai daunnya (petiolus) adalah bulat telur Bangun daunnya adalah memanjang(oblongus). Pada ujung (apex folii) dan pangkal daunnya (basis folii) berbentuk runcing (acutus) yaitu kedua tepi daunnya di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas dan pertemuaannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip. Tepi daunnya (margo folii) berbentuk rata (integer). Panjang daunnya adalah sekitar 10-48 cm dan lebarnya adalah 4-20 cm. Susunan tulang daunnya (nervatio) adalah bertulang menyirip (penninervis) yaitu hanya mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Warna daunnya adalah hijau.
Pada Theobroma cacao daunnya merupakan daun tunggal (folium simplex) yaitu pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja Bentuk tangkai daunnya (petiolus) adalah bulat telur Bangun daunnya adalah memanjang(oblongus). Pada ujung (apex folii) dan pangkal daunnya (basis folii) berbentuk runcing (acutus) yaitu kedua tepi daunnya di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas dan pertemuaannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip. Tepi daunnya (margo folii) berbentuk rata (integer). Panjang daunnya adalah sekitar 10-48 cm dan lebarnya adalah 4-20 cm. Susunan tulang daunnya (nervatio) adalah bertulang menyirip (penninervis) yaitu hanya mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Warna daunnya adalah hijau.
d. Bunga (Flos)
Tanaman coklat merupakan tanaman
berbunga tunggal (planta uniflora),
yaitu tanaman yang hanya menghasilkan satu bunga saja. Letak bunganya adalah
pada ujung batang (flos terminalis).
Bunga pada tanaman coklat memiliki kelamin dua (hermaproditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari
maupun putik. Bunga ini seringkali dinamakan bunga lengkap, karena mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas
kelopak (calyx) dan mahkota (corolla). Kelopaknya (calyx) berwarna putih dengan panjang 6-8
mm. kelopak ini berguna sebagai pelindung bunga. Mahkota bunganya (corolla) mempunyai panjang 8-9 mm. Benang sarinya (stamen) berbentuk periuk. Stamodia berwarna ungu tua. Bakal buahnya
(ovarium) beruang banyak (multilocularis) yaitu bakal buah yang
tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak sekat-sekat
sehingga terjadi banyak ruang-ruang. Warna bunganya adalah merah.
e. Buah (Fructus)
Buah pada tanaman coklat
merupakan buah sungguh atau buah sejati, yaitu buah yang terjadi dari bakal
buah. Tanaman coklat merupakan buah sejati tunggal, yaitu buah sejati yang
terdiri dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Tanaman coklat merupakan
buah sejati tunggal yang berdaging, yaitu dinding buahnya menjadi tebal
berdaging dan kulit buahnya tebal. Buah pada tanaman coklat termasuk dalam buah
buni (bacca), yaitu buah yang
dindingnya mempunyai dua lapisan, yang terdiri dari lapisan luar yang tipis
agak menjangat atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak,,
dan berair. Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan
satu atau beberapa ruang. Panjang buahnya adalah sekitar 12-22 cm dengan warna
merah.
Bijinya berdaging dan berair. Bentuknya adalah bulat
telur. Biji pada tanaman coklat dibalut selaput putih yang tebal. Bijinya
berwarna coklat. Tumbuhan bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga.
Biji ini kelihatan jelas terdiri atas dua belahan atau dua keeping sehingga
dinamakan tumbuhan biji belah. Biji Theobroma
cacao berkhasiat sebagai obat pusing, obat wasir, obat tekanan darah
rendah, obat cacing dan perangsang saraf. Untuk obat pusing dipakai ± 15 gram
serbuk biji kering Theobroma cacao,
diseduh dengan 1/2 gelas air panas, diaduk sampai rata, dirninum sekaligus. Biji Theobroma cacao mengandung
alkaloida, saponin, tlavonoida dan tanin
Selain mempunyai akar, batang dan
daun tanaman coklat juga mempunyai kuncup liar yaitu kuncup-kuncup yang tidak
terdapat pada ujung atau ketiak daun. Letak kuncup liar ini adalah disembarang
tempat pada batang dan jika tumbuh biasanya akan menghasilkan wiwian atau tunas
air.
ANATOMI Theobroma cacao.L
Umum
- berambut, mempunyai tipe uniseluler, uniseriate, glandular, dan peltalus sederhana
- biasanya deretan floem segitiga dan bertingkat-tingkat dari batang muda
- adanya receptatulum mucilage yang mungkin dalam bentuk sel
Stomata biasanya
secara unculus. Vaskular utama biasanya muncul dalam bagian transverse sebagai
xilem dan floem silinder yang tertutup atau dari beberapa vascular bundle.
Pada batang
muda, kulit kayu muncul dari lapisan paling luar korteks. Perisikelnya
mengandung serat-serat yang biasanya membentuk tudung dan floem luar xylem
berbentuk silinder tertutup. Selnya tersebar. Lentisel akar hadir pada
permukaan pneumatofor, ruang intraseluler juga berkembang.
Batang
Terdiri dari :
- excluding buettnerioideae
pembuluh berukuran besar dengan lubang-lubang yang sederhana, pengganti
lubang intervascular, lubang parenkim kadang-kadang besar dan diperpanjang.
Adakalanya pendek. Parenkim umumnya terdiri dar 2 tipe, yaitu:
- difusi, dengan vasicentrik yang kecil
- apotracheal lebar yang bertemu dengan berkas, juga denagn beberapa parenkim vasicentric
fibres dengan lubang yang sederhana. Intercellular canals mempunyai tipe
vertical traumatic
- buettnerioiede
pembuluh umumnya mempunyai 4 atau lebih sel didalam beberapa genus,
umunya dalam kelompok yang besar dengan pola miring dengan ukuran jari-jari
lingkaran, kebanyakan 5-20 per mm, umumnya dengan bahan pengental berbnetuk
spiral. Fibres dengan lubang-lubang yang sederhana.
Daun
Pohonnya
mempunyai daun yang jarang, terdapat di wilayah tropis dan subtropics. Daunnya
dorsivental, pada beberapa spesies mesofilnya tersusun atas palisade sel.
Palisade dan jaringan spons tidak selalu secara jelas dapat dibedakan.
Rambut-rambutnya terdiri dari unicellular yang sederhana, uniseriate,
glandular, berumbai, stellate dan tipe peltate. Sel dari epidermis umumnya
mucilangincus. Satu lapisan hypodermis didalam Ungeria dan tiga lapisan didalam
heritiera littoralis. Petiole disuplai oleh vascular system yang tampak dalam
garis melintang, seperti tertutup cincin xylem dan floem. Berkas medular kadang
berbentuk hanya sebuah cincin yang membengkak kedalam yang lengkap. Helaian
vascular dalam bentuk sebuah busar dengan bagian kuat yang bengkok kedalam.
Mucilage umumnya didalam sel-sel yang khusus, cavities, atau canals dengan
jaringan di sekeliling petiole, tetapi
sel dan cavities lebih luas penyebarannya daripada canals. Xylem
berbentuk silinder tertutup dimana dipecah oleh sinar medullar primer yang
lebar. Mucilage cavities dan sel-sel terjadi didalam semua anggota suku bangsa,
tetapi tidak disemua genus dan spesies, terletak di korteks da floem.
Akar
Terdiri dari
mucilage sel dan cavities, terletak di korteks didalam floem. Mucilage
receptacles ditetapkan menjadi spesies tertentu. Lentisel terletak di permukaan
pneumatofor, intercellular juga berkembang baik.
Fisiologis Theobroma cacao
Cara Fotosintesis
Theobroma cacao
berfotosintesis sama seperti tumbuhan C3. Pada tumbuhan C3, fiksasi karbon awal
terjadi melalui rubisko, enzim
siklus Calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosabisfosfat. Tumbuhan
ini disebut tumbuhan C3 karena produk fiksasi karbon organic pertama ialah
senyawa berkarbon tiga, 3-fosfogliserat. Tumbuhan ini memproduksi sedikit
makanan apabila stomatanya tertutup pada hari yang panas dan kering. Tingkat CO2
yang menurun dalam daun akan mengurangi bahan ke siklus calvin. Hal ini membuat rubisko menerima O2
sebagai pengganti CO2. Karena konsentarsi O2 melebihi
konsentrasi CO2 dalam ruang udara di dalam daun, rubisko menambahkan
O2 pada siklus Calvin dan bukannya CO2. Produknya
kemudian terurai dan satu potong senyawa berkarbon dua dikirim keluar dari
kloroplas. Mitokondria dan peroksisom kemudian memecah molekul berkarbon dua
menjadi CO2, yang disebut dengan
fotorespirasi. Fotorespirasi tidak menghasilkan ATP dan tidak
menghasilkan makanan. Fotorespirasi menurunkan keluaran fotosintesis dengan
menyedot bahan organic dari siklus Calvin.
Cara Respirasi
Cara respirasi
pada Theobroma cacao sama dengan cara respirasi tumbuhan lain. Respirasi ini
terdiri dari 3 tahap yaitu:
- glikolisis
- siklus krebs
- rantai transport electron dan fosforilasi oksidatif
Glikolisis dan
siklus krebs merupakan jalur katabolic yang menguraikan glukosa dan bahan bakar
organic lainnya. Glikolisis terjadi di dalam sitosol, mengawali perombakan
dengan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa yang disebut piruvat.
Siklus krebs terjadi matriks, mitokondria, menguraikan turunan piruvat menjadi
karbon dioksida. Tempat transfor electron dan fosforilasi oksidatif adalah
membrane dalam mitokondria. Rantai transfor elekron menerima electron dari
produk hasil perombakan glikolisis dan siklus krebs dan melewatkan electron ini
dari satu molekul ke molekul lain. Pada akhir rantai, electron dengan ion
hydrogen dan oksigen molekuler untuk membentuk air. Energi yang dilepas
disimpan dalam suatu bentuk yang
digunakan mitokondria untuk membuat ATP.
VISUALISASI BIBIT KAKAO UNTUK BEBERAPA TEKNIK PERBANYAKAN
VISUALISASI BIBIT KAKAO UNTUK BEBERAPA TEKNIK PERBANYAKAN
Di bawah ini adalah tampilan secara fisik bibit kakao yang
dihasilkan dari beberapa jenis perbanyakan. Anda bisa meninju perbedaan
hasilnya dilihat dari jumlah dan ukuran akar, batang dan daun.
Penggerek Buah Kakao
Sumber: Pusat Penilitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember
http://pengawasbenihtanaman.blogspot.com/2009/04/visualisasi-bibit-kakao-untuk-beberapa.html
http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0103-90161996000100010&script=sci_arttext&tlng=en
http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=13780525
Langganan:
Postingan (Atom)