Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Dialypetalae
Bangsa : Rhoeadales/Brassicales
Famili: Capparidaceae
Genus: Cleome
Spesies: Cleome rutidospermae D.C.
Uraian:
Herba tegak, merambat atau tumbuh merangkak tinggi 0.15-0,80 m, berbunga
sepanjang tahun. Daun mahkota bunga dengan ujung runcing seperti cakar, panjang
9-12 mm; di Jawa berwarna biru; bulu-bulu halus yang pendek; tangkai buah 20-30
mm; batang (berbentuk kapsul) yang masak berada di atas goresan daun
berangsur-angsur meruncing seperti paruh; diameter biji 1,75-2 mm, elaiosom
keputihan; helaian daun biasanya 3, bentuk daun memanjang atau bulat memanjang,
tajam atau tumpul, dengan bulu-bulu tebal pendek; batang 0,5-2 cm dengan duri
tipis. Dikenal dengan nama Maman ungu atau Maman lelaki (Waterhouse &
Mitchell, 1998).
Kandungan Kimia:
Anggota famili Capparaceae mengandung tioglukosida (dikenal sebagai
glukosinolat) yang melepaskan isotiosianat (minyak menguap) jika tanaman
dihancurkan. Selain itu tanaman ini juga mengandung alkaloid dan flavonoid yang
jenisnya belum diketahui (Mitchell, et al.,2003).
Kegunaan dan Khasiat:
Pustaka maupun penelitian ilmiah mengenai khasiat C. rutidosperma
D.C ini masih sangat terbatas dan senyawa yang bertanggung jawab terhadap
aktivitasnya belum diketahui dengan pasti. C. rutidosperma dapat digunakan
sebagai antifeedant (pengganti herbisida) untuk hama tanaman Brassica yaitu jenis Plutella
xylostella (L.). Minyak menguapnya mempunyai aktivitas dapat mengiritasi kulit
dan mungkin juga aktivitas kontak alergenik (Mitchell, et al.,2003).