Klasifikasi:
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Sub
Kelas: Dialypetalae
Bangsa
: Polycarpicae/Ranales/Ranunculales
Famili
: Menispermaceae
Genus
: Cylea
Spesies
: Cylea barbata Miers.
Nama
Lokal:
Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda).
Sumber :
Gembong Tjitrosoepomo.1989.Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/
http://www.plantamo.com/
|
Uraian:
Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat, diameter lingkar batang kecil, kulit batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. |
Tampilkan postingan dengan label Famili Menispermaceae. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Famili Menispermaceae. Tampilkan semua postingan
Rabu, 30 Mei 2012
Cylea barbata Miers.
Rabu, 28 Desember 2011
Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f
Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Polycarpicae/ Ranales/ Ranunculales
Famili : Menispermaceae
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f
|
Nama Lokal: Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali
(Bali); Shen jin teng (China).
|
Deskripsi :
Perdu memanjat. Batang
sebesar jari manis, dengan banyak mata dan kutil, tidak beraturan, pahit, tidak
keras dan berair. Daun berbentuk jantung atau panah dengan tangkai panjang dan
besar. Bunga berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga dan tidak
sempurna. Buah terdapat dalam tandan berwarna merah muda Tumbuhan liar di hutan, ladang
atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat.
Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m.
Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun
tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung
lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda,
berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.
Kandungan kimia: Pikoretine; Alkaloida; Berberin; Columbine
Khasiat: Antipiretikum; Tonikum; Antiperiodikum; Diuretikum; Antidiabetik
Resep tradisional:
a.Demam
Batang bratawali 3 g; Daun sembung 6 g; Daun kumis kucing 4
g; Rimpang lengkuas 4 g; Air 110 ml, Dipis, direbus atau pil, Diminum 1 kali
sehari sebanyak 50 ml.
b.Rematik
Batang bratawali 2 g; Rimpang kencur 7 g; Biji sledri 2 g;
Daun jambu monyet muda 5 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1
kali sehari 100 ml, apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
c.Gatal-gatal:
Batang bratawali secukupnya; Air 1 periuk, Direbus sampai
mendidih selama 15 menit, Digunakan untuk merendam diri, terutama pada bagian
yang gatal.
Referensi:
Gembong
Tjitrosoepomo.1989.Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/13/bratawali/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bratawali
Van Steenis, C.G.G.J,
1975, Flora untuk Sekolah di
Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)