Tipe Dormansi
|
Karakteristik
|
Contoh spesies
|
Metode pematahan dormansi
|
|
Alami
|
Buatan
|
|||
Immature embryo
|
Benih secara fisiologis
belum mampu berkecambah, karena embryo belum masak walaupun biji sudah masak
|
Fraxinus
excelcior, Ginkgo biloba, Gnetum
gnemon
|
Pematangan secara alami setelah
biji disebarkan
|
Melanjutkan proses fisiologis
pemasakan embryo setelah biji mencapai masa lewat-masak (after-ripening)
|
Dormansi mekanis
|
Perkembangan embryo secara
fisis terhambat karena adanya kulit biji/buah yang keras
|
Pterocarpus,
Terminalia spp, Melia volkensii
|
Dekomposisi bertahap pada
struktur yang keras
|
Peretakan mekanis
|
Dormansi fisis
|
Imbibisi/penyerapan air
terhalang oleh lapisan kulit biji/buah yang impermeabel
|
Beberapa Leguminosae &
Myrtaceae
|
Fluktuasi suhu
|
Skarifikasi mekanis, pemberian
air panas atau bahan kimia
|
Dormansi chemis
|
Buah atau biji mengandung
zat penghambat (chemical inhibitory compound) yang menghambat perkecambahan
|
Buah fleshy (berdaging)
|
Pencucian (leaching) oleh
air, dekomposisi bertahap pada jaringan buah
|
Menghilangkan jaringan buah
dan mencuci bijinya dengan air
|
Foto
dormansi
|
Biji gagal berkecambah tanpa
adanya pencahayaan yang cukup. Dipengaruhi oleh mekanisme biokimia fitokrom
|
Sebagian besar spesies
temperate, tumbuhan pioneer tropika humida seperti eucalyptus dan Spathodea
|
Pencahayaan
|
Pencahayaan
|
Thermo
dormansi
|
Perkecambahan rendah tanpa
adanya perlakuan dengan suhu tertentu
|
Sebagian besar spesies
temperate, tumbuhan pioneer daerah tropis-subtropis kering, tumbuhan pioneer
tropika humida
|
Penempatan pada suhu rendah di
musim dingin
Pembakaran
Pemberian suhu yang
berfluktuasi
|
Stratifikasi atau pemberian
perlakuan suhu rendah
Pemberian suhu tinggi
Pemberian suhu berfluktuasi
|
Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan
Senin, 20 Mei 2013
Tipe-tipe Dormansi Biji
Rabu, 03 April 2013
Mekanisme Transpirasi
Gambar Stoma, sebagian besar transpirasi berlangsung di bagian ini:
Air diserap ke dalam akar secara osmosis
melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air
melalui xilem.
Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul
air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung
di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem,
dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2,
cahaya,
suhu, aliran udara, kelembaban,
dan tersedianya air tanah.
Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya
dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+)
di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer
dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut
dapat digunakan potometer.
Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat
dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan
menjadi layu bahkan mati. Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula
daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan
membuka stomatanya untuk mengambil karbon
dioksida dari udara untuk berfotosintesis.
Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air.
Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan
tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah. Transpirasi menimbulkan arus transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik terlarut dari akar
ke daun melalui xilem.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Tabel Zat Pengatur
tumbuh (ZPT)
ZPT
|
Fungsi
|
Keberadaan
|
Auksin
|
Mempengaruhi pertambahan panjang batang,
pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar; perkembangan buah; dominansi
apikal; fototropisme dan geotropisme.
|
Meristem
apikal tu-nas ujung, daun muda, embrio dalam biji.
|
Sitokinin
|
Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi
akar; mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong
perkecambahan; dan menunda penuaan.
|
Pada akar,
embrio dan buah, berpindah dari akar ke organ lain.
|
Giberilin
|
Mendorong perkembangan biji, perkembangan
kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun; mendorong pembungaan dan
perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
|
Meristem
apikal tu-nas ujung dan akar; daun muda; embrio.
|
Inhibitor
|
Menghambat pertumbuhan; merangsang
penutupan stomata pada waktu kekurangan air, memper-tahankan dormansi.
|
Daun; batang, akar, buah berwarna hijau
|
Etilen
|
Mendorong pematangan; memberikan pengaruh
yang berlawanan dengan beberapa pengaruh auksin; mendorong atau menghambat
pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga.
|
Buah yang matang, buku pada batang, daun
yang sudah menua.
|
Tanaman Bersintesis C3
Pada tanaman, melakukan
fotosintesis untuk mendapatkan energy. Fotosintesis sendiri adalah suatu proses
pengubahan CO2 dan air menjadi bahan kimia organic menggunakan
energy dari cahaya disertai pembebasan O2. Fotosintesis pada tumbuhan dapat terjadi pada
seluruh bagian tumbuhan yang berwarna hijau, dimana bagian yang memiliki
kloroplas. Fotosintesis terdiri dari 2 tahapan, yaitu reaksi cahaya, dimana
tahapan fotosintesis yang mengubah energy matahri menjadi energy kimia. Tahapan
yang kedua adalah siklus calvin, dimana karbohidrat disintesis.
Pada kesempatan ini, akan
dibahas mengenai fisiologi dari Tectona grandis. Dimana, Tectona grandis
merupakan salah satu contoh dari tanaman yang bersintesis C3 untuk membentuk
glukosa. Sintesis C3,
diawali dengan fiksasi CO2, yaitu menggabungkan CO2
dengan sebuah molekul akseptor karbon. CO 2 tersebut difiksasi ke
gula karbon lima, Ribulosa bifosfat (RuBP), oleh enzim karboksilase RuBP, yaitu
rubisko.
Molekul karbon enam tersebut
tidaklah stabil dan segera terpisah menjadi dua molekul fosfogliserat (PGA),
yang adalh karbohidrat stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk
sehingga, sintesis ini disebut sintesis C3. Reaksi yang terjadi adalah :
RuBP + CO2 --------> 2
PGA
(Rubisko)
Fiksasi CO2 berlangsung secara spontan dan tidak memerlukan
energi dari reaksi cahaya. Hal ini dikarenakan molekul PGA bukanlah molekul
berenergi tinggi. Dua molekul PGA mengandung energy yang lebih kecil
dibandingkan dengan satu molekul RuBP. Untuk
mensintesis molekul berenergi tinggi, energy dan electron dari ATP maupun NADPH
hasil reaksi terang digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi
fosfogliseraldehida (PGAL), dimana 2 molekul PGAL menbentuk sebuah glukosa. Siklus Calvin dikatakan lengkap, apabila terjadi
pembentukan glukosa yang disertai dengan regenerasi RuBP. Ketika enam molekul
CO2 bergabung dengan enam molekul RuBP dihasilkan satu glukosa dan
enam RuBP sehingga siklus dapat dimulai
lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)