Sabtu, 23 Juni 2012

Cleome rutidospermae D.C. (Maman Ungu)


Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Dialypetalae
Bangsa : Rhoeadales/Brassicales
Famili: Capparidaceae
Genus: Cleome
Spesies: Cleome rutidospermae D.C.


Uraian:
Herba tegak, merambat atau tumbuh merangkak tinggi 0.15-0,80 m, berbunga sepanjang tahun. Daun mahkota bunga dengan ujung runcing seperti cakar, panjang 9-12 mm; di Jawa berwarna biru; bulu-bulu halus yang pendek; tangkai buah 20-30 mm; batang (berbentuk kapsul) yang masak berada di atas goresan daun berangsur-angsur meruncing seperti paruh; diameter biji 1,75-2 mm, elaiosom keputihan; helaian daun biasanya 3, bentuk daun memanjang atau bulat memanjang, tajam atau tumpul, dengan bulu-bulu tebal pendek; batang 0,5-2 cm dengan duri tipis. Dikenal dengan nama Maman ungu atau Maman lelaki (Waterhouse & Mitchell, 1998).
Kandungan Kimia:
Anggota famili Capparaceae mengandung tioglukosida (dikenal sebagai glukosinolat) yang melepaskan isotiosianat (minyak menguap) jika tanaman dihancurkan. Selain itu tanaman ini juga mengandung alkaloid dan flavonoid yang jenisnya belum diketahui (Mitchell, et al.,2003).

Kegunaan dan Khasiat:
Pustaka maupun penelitian ilmiah mengenai khasiat C. rutidosperma D.C ini masih sangat terbatas dan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitasnya belum diketahui dengan pasti. C. rutidosperma dapat digunakan sebagai antifeedant (pengganti herbisida) untuk hama tanaman Brassica yaitu jenis Plutella xylostella (L.). Minyak menguapnya mempunyai aktivitas dapat mengiritasi kulit dan mungkin juga aktivitas kontak alergenik (Mitchell, et al.,2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar