I. SYARAT-SYARAT TUMBUH
a. Iklim.
Tanaman lada untuk tumbuh baik menghendaki iklim
sebagai berikut:
Tinggi tempat dan permukaan laut 0 — 500 m. Temperatur optimum 23°C — 30°C. Kelembaban tinggi. Curah hujan 2.000 — 2.500 mm/tahun terbagi rata sepanjang tahun.
Tinggi tempat dan permukaan laut 0 — 500 m. Temperatur optimum 23°C — 30°C. Kelembaban tinggi. Curah hujan 2.000 — 2.500 mm/tahun terbagi rata sepanjang tahun.
b.Tanah.
Keadaan tanah yang dikehendaki lada adalah sebagai
berikut:
Gembur, cukup tersedia unsur hara, drainasenya baik.
Gembur, cukup tersedia unsur hara, drainasenya baik.
II. PEMBIBITAN
Bahan tanaman dapat berasal dari stek maupun biji.
A. Bahan Bibit Asal Biji
- Hanya dipakat kalau tidak ada lagi bahan stek
karena biayanya sangat mahal.
- Bahan bibit diambilkan dari biji yang betul-betul sudah tua, dan dari buah yang terisolir yaitu buah-buah yang tandannya dibungkus pada waktu masih berupa bunga.
- Bahan bibit diambilkan dari biji yang betul-betul sudah tua, dan dari buah yang terisolir yaitu buah-buah yang tandannya dibungkus pada waktu masih berupa bunga.
B. Bahan bibit asal stek.
- Cara ini lazim dipergunakan karena mudah dan
murah.
- Syarat-syarat bahan stek yang baik :
1. Berasal dari sulur panjat yang tumbuhnya keatas
dan melekat pada pohon sandaran.
2. Panjang stek sekurang-kurangnya 7 ruas (dapat diambil terus menerus dari satu tanaman).
3. Stek diambil dari batang yang sudah agak mengayu dan dari tanaman yang sudah berumur ± 2 tahun.
4. Pohon induk harus kuat, pertumbuhan bagus, dan daun berwarna hijau tua.
2. Panjang stek sekurang-kurangnya 7 ruas (dapat diambil terus menerus dari satu tanaman).
3. Stek diambil dari batang yang sudah agak mengayu dan dari tanaman yang sudah berumur ± 2 tahun.
4. Pohon induk harus kuat, pertumbuhan bagus, dan daun berwarna hijau tua.
III. PERSIAPAN DAN PENANAMAN DI KEBUN
Persiapan di kebun.
— Sediakan tiang-tiang pemanjat (pendukung). Tiang
pemanjat ada 2 macam yaitu:
- Tiang kayu/beton.
- Pohon hidup (dadap minyak, dadap duri).
— Tiang-tiang pemanjat ditanam dengan jarak 2,5x2,5m.
— Lubang tanaman dibuat disekeliling tiang pemanjat
dengan ukuran 50x50x50 cm.
— Apabila tanah miring buatlah teras-teras atau tanamlah tanaman penutup tanah.
— Pada tanah yang datar buatlah selokan-selokan pembuang air.
— Apabila tanah miring buatlah teras-teras atau tanamlah tanaman penutup tanah.
— Pada tanah yang datar buatlah selokan-selokan pembuang air.
Penanaman di kebun.
— Stek
langsung ditanamkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan didekat tiang
pemanjat.
— Bagian
stek yang dimasukkan kedalam tanah adalah 4 buku/ruas.
— Stek
diletakkan miring didekat permukaan tanah.
—Sebaiknya tanah galian terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang/kompos secukupnya.
—Sebaiknya tanah galian terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang/kompos secukupnya.
— Berilah
pelindung pada stek yang baru ditanam tersebut.
IV. PEMELIHARAAN.
— Bersihkan
kebun dari rerumputan pengganggu.
— Pangkaslah pohon-pohon
pemanjat, pada musim penghujan dengan pemangkasan berat dan pada musim kemarau
dengan pemangkasan ringan.
— Ikatlah tanaman pada
tiang-tiang pemanjat agar tanaman melekat pada tiang sebelum akar perekat
menjadi kuat.
— Yang diikat hanyalah cabang
yang tumbuh keatas sedangkan cabang-cabang samping tidak perlu.
— Buanglah cabang-cabang pada
pangkal pohon yang menutup tanah.
Pemangkasan.
Tujuan :
1. Untuk memperoleh cabang samping (cabang buah) yang lebih banyak.
2. Untuk mendapatkan pohon yang rimbun.
1. Untuk memperoleh cabang samping (cabang buah) yang lebih banyak.
2. Untuk mendapatkan pohon yang rimbun.
Cara pemangkasan :
— Pemangkasan dilakukan pada ruas yang tidak terdapat cabang-cabang samping.
— Apabila tanaman sudah mempunyai 8 atau 9 ruas maka harus dipangkas pada ketinggian 25-30 cm dari tanah.
— Apabila tanaman sudah mempunyai 8 atau 9 ruas maka harus dipangkas pada ketinggian 25-30 cm dari tanah.
— Tunas yang tumbuh dari batang stek utama harus
dipangkas pula dan pangkasannya dapat dijadikan sebagai bahan stek.
— Sulur-sulur yang kemudian tumbuh diikatkan
ketiang pemanjat dan bila telah lebih dari 10 ruas dipangkas lagi hingga
tinggal 3-4 ruas dari pangkasan pertama.
— Pemangkasan dilakukan terus sampai sulur mencapai
ujung tiang pemanjat.
V. PEMUPUKAN.
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang tinggi
tanaman lada perlu diberikan pupuk organis (pupuk kandang, kompos) dan pupuk
anorganis (pupuk buatan).
Pupuk organis diberikan sebagai pupuk pendahuluan sebanyak 5-10 kg per lubang tanaman. Untuk pupuk buatan dapat diberikan pupuk Urea, TSP dan KCL.
Pupuk organis diberikan sebagai pupuk pendahuluan sebanyak 5-10 kg per lubang tanaman. Untuk pupuk buatan dapat diberikan pupuk Urea, TSP dan KCL.
Dosis pupuk.
Dosis pupuk tergantung kepada kesuburan tanah, umur
tanaman, dan lain-lain.
Sebagai pedoman umum pemupukan lada dengan Urea, TSP dan KCL dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebagai pedoman umum pemupukan lada dengan Urea, TSP dan KCL dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk tanaman muda:
I. Umur 8-12 bulan:
Urea : 50 gr/pohon/tahun.
TSP : 25 gr/pohon/tahun.
KCL : 20 gr/pohon/tahun.
TSP : 25 gr/pohon/tahun.
KCL : 20 gr/pohon/tahun.
II. Umur 1-2 tahun:
Urea : 100 gr/pohon/tahun.
TSP : 50 gr/pohon/tahun.
KCL : 40 gr/pohon/tahun.
TSP : 50 gr/pohon/tahun.
KCL : 40 gr/pohon/tahun.
III. Umur 2-3 tahun:
Urea : 200 gr/pohon/tahun.
TSP : 100 gr/pohon/tahun.
KCL : 80 gr/pohon/tahun.
TSP : 100 gr/pohon/tahun.
KCL : 80 gr/pohon/tahun.
b. Untuk tanaman yang sudah berproduksi.
Dosis pupuk yang diberikan sebagai berikut:
Urea : 400 — 500 kg/Ha/Tahun.
TSP : 400 – 500 kg/Ha/Tahun.
KCL : 300 — 375 kg/Ha/Tahun.
TSP : 400 – 500 kg/Ha/Tahun.
KCL : 300 — 375 kg/Ha/Tahun.
Waktu pemupukan.
Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada setiap awal dan akhir musim penghujan diberikan masing-masingnya setengah bahagian dari dosis diatas.
Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada setiap awal dan akhir musim penghujan diberikan masing-masingnya setengah bahagian dari dosis diatas.
Cara pemupukan.
— Buatlah
lubang pdpuk/parit kecil disekeliling pangkal batang sejarak ujung dari tajuk
pohon.
— Campurkanlah
pupuk Urea, TSP dan KCL sesuai dengan dosis kemudian dimasukkan ke dalam lubang
pupuk tersebut.
— Setelah
pupuk dimasukkan segera ditutup kembali dengan tanah.
Catatan:
Pupuk dapat diberikan secara sendiri-sendiri atau secara campuran. Pencampuran Urea, TSP dan KCL hanya dapat dilakukan apabila setelah pencampuran tersebut segera dilaksanakan pemupukan, dan pupuk yang sudah tercampur tadi harus habis dalam satu kali pemupukan.
Pupuk dapat diberikan secara sendiri-sendiri atau secara campuran. Pencampuran Urea, TSP dan KCL hanya dapat dilakukan apabila setelah pencampuran tersebut segera dilaksanakan pemupukan, dan pupuk yang sudah tercampur tadi harus habis dalam satu kali pemupukan.
VI. PEMBERANTASAN HAMA DAN PENYAKIT.
Hama.
1. Pengisap buah (Dasynus piperis
CHN) (Sumatera = Semunjung, Kalimantan =
Bilahu). Kepik mengisap cairan sel buah lada mengakibatkan buah
berbintik-bintik kuning. Apabila yang dihisap buah muda maka
buah akan mudah gugur. Yang terutama diserang adalah buah-buah muda umur 4,5 — 6 bulan. Untuk pemberantasannya dapat dipakai Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air, dengan selang waktu 1-2 minggu tergantung berat ringannya serangan.
buah akan mudah gugur. Yang terutama diserang adalah buah-buah muda umur 4,5 — 6 bulan. Untuk pemberantasannya dapat dipakai Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air, dengan selang waktu 1-2 minggu tergantung berat ringannya serangan.
Catatan:
3 minggu sebelum panen penyemprotan harus sudah dihentikan
3 minggu sebelum panen penyemprotan harus sudah dihentikan
2.Penggerek cabang (Lophobaris
piperis MARSH) Dikenal juga sebagai kumbang moncong lada.. Kumbang betina
bertelur rata-rata 250 butir, telur diletakkan dalam liang yang dibuat pada
sendi-sendi diantara ruas cabang tanaman lada.
Larva yang telah menetas, menggerek bagian dalam cabang tersebut akibatnya batang dibagian atas gerekan menjadi layu dan akhirnya kering/mati. Panjang larva maksimum 8 mm, edaran hidupnya ± 45-60 hari.
Larva yang telah menetas, menggerek bagian dalam cabang tersebut akibatnya batang dibagian atas gerekan menjadi layu dan akhirnya kering/mati. Panjang larva maksimum 8 mm, edaran hidupnya ± 45-60 hari.
Pemberantasan:
Secara mekanis dengan memangkas cabang yang terserang dan membunuh larva serta kumbangnya. Secara kimia penyemprotan dengan Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air atau Lannate 5 gram per 10 liter.
Secara mekanis dengan memangkas cabang yang terserang dan membunuh larva serta kumbangnya. Secara kimia penyemprotan dengan Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air atau Lannate 5 gram per 10 liter.
Penyakit.
Penyakit busuk kaki lada.
Penyakit ini disebabkan oleh
cendawan Phytophthora palmivora varpiperis.
Tanaman yang terserang menjadi layu, daun kuning kemudian berubah menjadi hitam dan akhirnya gugur. Pengguguran dimulai dari cabang-cabang yang terbawah terus keatas. Cendawan dapat bertahan lama didalam tanah, penularan melalui air dan tanah yang berpenyakit. Kelembaban yang tinggi akibat jarak tanam yang terlalu rapat, pohon pelindung yang tidak dipangkas dan drainage jelek sangat membantu perkembangan penyakit ini.
Tanaman yang terserang menjadi layu, daun kuning kemudian berubah menjadi hitam dan akhirnya gugur. Pengguguran dimulai dari cabang-cabang yang terbawah terus keatas. Cendawan dapat bertahan lama didalam tanah, penularan melalui air dan tanah yang berpenyakit. Kelembaban yang tinggi akibat jarak tanam yang terlalu rapat, pohon pelindung yang tidak dipangkas dan drainage jelek sangat membantu perkembangan penyakit ini.
Pemberantasan.
Pencegahan dengan menanam lada Belantung yang tahan penyakit busuk pangkal batang. Pemangkasan pohon-pohon panjatan secara teratur. Membuat saluran-saluran drainage. Pemberantasan secara kimiawi menggunakan fungisida Brestan & Dithane M-45 dengan dosis 20 gr per 10 liter air. Caranya disemprotkan pada daun dan dituangkan pada pangkal batang/akar.
Pencegahan dengan menanam lada Belantung yang tahan penyakit busuk pangkal batang. Pemangkasan pohon-pohon panjatan secara teratur. Membuat saluran-saluran drainage. Pemberantasan secara kimiawi menggunakan fungisida Brestan & Dithane M-45 dengan dosis 20 gr per 10 liter air. Caranya disemprotkan pada daun dan dituangkan pada pangkal batang/akar.
VII. PEMUNGUTAN HASIL.
Buah lada harus dipetik apabila
suduh cukup tua yaitu apabila sudah berumur ± 7 bulan. Pada waktu itu buah
sudah berubah warna dari hijau menjadi kuning kemerah-merahan. Apabila pemungutan
terlambat buah akan mudah gugur atau dimakan burung.
Pemetikan dilakukan dengan tangan
dan memakai tangga. Pemungutan dilakukan seminggu sekali sampai selesai. Pada
waktu pemungutan terakhir,baik semua buah yang sudah masak maupun yang belum
masak dirontokkan semuanya.
VIII. PENGOLAHAN HASIL.
Ada 2
cara dalam pengolahan hasil lada yaitu:
a. Untuk mendapatkan hasil lada putih.
b. Untuk mendapatkan hasil lada hitam.
A. Untuk mendapatkan lada putih buah lada
diperlakukan sebagai berikut:
Buah lada yang baru dipetik
dimasukkan dalam karung dan direndam dalam air yang mengalir. Sesudah direndam
kemudian dibersihkan; bijinya dipisahkan dari kulitnya dan tangkai, dengan cara
diinjak-injak, kemudian diayak. Setelah dipisahkan kemudian biji lada direndam
kembali dalam. air mengalir 1-2 hari sehingga biji menjadi putih bersih. Setelah
bersih kemudian biji lada dijemur sampai kering kira-kira 3 hari.
B. Untuk mendapatkan lada hitam buah lada diproses
sebagai berikut:
Buah lada setelah dipetik
Iangsung dijemur dipanas matahari selama kira-kira 2-3 hari. Sambil menjemur
buah lada dipisahkan dari tangkai-tangkainya. Kemudian diayak sampai bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar