Senin, 18 Juni 2012

Jenis Bambu



Jenis Bambu
1.   Buloh aao beting - Bambusa vulgaris
2.   Buloh akar - Dendrocalamus pendulus
3.   Buloh akar - Schizostachyum aciculare
4.   Buloh akar - Schizostachyum gracile  
5.   Buloh anap (Sabah) - Schizostachyum blumei
6.   Buloh aoh bukit - Bambusa burmanica
7.   Buloh aur - Bambusa vulgaris Schrad.
8.   Buloh aur - Bambusa vulgaris Schrad.
9.   Buloh balai - Bambusa tuldoides
10. Buloh batu - Dendrocalamus strictus
11. Buloh bersumpitan - Bambusa dolichomerithalla
12. Buloh bersumpitan - Kinabaluchloa wrayi (Stapf)  
13. Buloh beti - Gigantochloa wrayi Gamble
17. Buloh betung - Gigantochloa thoii K. M. Wong
19. Buloh busi (Kalimantan) - Gigantochloa hasskarliana (Kurz) 
20. Buloh cina - Bambusa multiplex (Lour.)
22. Buloh dinding - Schizostachyum zollingeri Steudel
23. Buloh duriBambusa spinosa Roxb.
24. Buloh engkalad (Sarawak) - Schizostachyum latifolium Gamble
28. Buloh hantu (Sarawak) - Schizostachyum hantu S. Dransf.
30. Buloh kaporDendrocalamus hirtellus Ridley
31. Buloh kasap Schizostachyum jaculans Holttum
33. Buloh kasip (Singapore) - Schizostachyum latifolium Gamble
38. Buloh minyak Gigantochloa wrayi Gamble
49. Buloh pelupu (Sabah) - Schizostachyum latifolium Gamble
51. Buloh pisa (Sarawak) - Schizostachyum latifolium Gamble
55. Buloh rugading -; ?????
56. Buloh rusa - Gigantochloa wrayi Gamble
57. Buloh semantanGigantochloa scortechinii Gamble
58. Buloh semeliang - Schizostachyum grande Ridley
59. Buloh seminyeh - Schizostachyum grande Ridley
62. Buloh sikai -  Bambusa spinosa Roxb.
64. Buloh sumpitan -  Schizostachyum jaculans Holttum
65. Buloh tali - Dendrocalamus pendulus Ridley
67. Buloh telang (Sarawak) - Schizostachyum brachycladum (Kurz) Kurz
70. Buloh temiangSchizostachyum jaculans Holttum
71. Buloh tikusGigantochloa ligulata Gamble
72. Buloh tilanGigantochloa ligulata Gamble
73. Buloh tumpatGigantochloa ligulata Gamble
74. Buloh wadan (Sabah) - Dinochloa trichogona S. Dransf.
75. Buluh (Java, Indonesia) - Melocanna humilis Kurz
77. Buluh abe (Kalimantan) - Gigantochloa balui K. M. Wong
80. Buluh angkalatSchizostachyum latifolium Gamble
82. Buluh balui (Brunei) - Gigantochloa balui K. M. Wong
83. Buluh batuang danto (Sumatra) -Gigantochloa pseudoarundinacea  Widjaja
84. Buluh belangke -Gigantochloa pruriens Widjaja
86. Buluh betung (Indonesia) - Gigantochloa levis (Blanco) Merrill
88. Buluh bungkok (Indonesia) - Schizostachyum caudatum Backer 
89. Buluh dabo (Sumatra) - Gigantochloa wrayi Gamble
91. Buluh dingdingSchizostachyum zollingeri Steudel
94. Buluh jawa (Eastern-Indonesia) -Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz
98. Buluh lacau - Schizostachyum blumei Nees
99.   Buluh lacau (Brunei) - Schizostachyum latifolium Gamble
100. Buluh lemang (Indonesia) - Schizostachyum brachycladum (Kurz)
101. Buluh lemeng (Sumatra) - Schizostachyum grande Ridley
102. Buluh luleba (Indonesia) - Bambusa atra Lindley
103. Buluh nanap Schizostachyum latifolium Gamble
104. Buluh nehe (Indonesia) - Schizostachyum brachycladum (Kurz)
105. Buluh nipis (Sumatra) -Schizostachyum zollingeri Steudel
108. Buluh regenGigantochloa pruriens Widjaja
109. Buluh riau (West Sumatra) -Gigantochloa robusta Kurz.
110. Buluh sero (Moluccas) -Schizostachyum brachycladum (Kurz)
111. Buluh sorik (Sumatra) -Gigantochloa hasskarliana (Kurz) Backer 
112. Buluh suling (North Sumatra) -Schizostachyum latifolium Gamble
113. Buluh suluk (Borneo-Kalimantan) -Gigantochloa levis (Blanco) Merrill
114. Buluh tamiang (Indonesia) -Schizostachyum blumei Nees
115. Buluh telor (Indonesia) - Schizostachyum zollingeri Steudel
116. Buluh toi (Moluccas) -  Schizostachyum lima (Blanco) Merr.
117. Buluh tolang (North Sumatra) - Schizostachyum brachycladum (Kurz)
118. Buluh tup (Borneo) - Gigantochloa levis (Blanco) Merrill
119. Buluh yakyak - Gigantochloa pruriens Widjaja

Solanum tuberosum L. (Kentang)


Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Sympetalae
Bangsa: Solanales/Personatae/Tubiflorae
Famili: Solanaceae
Genus: Solanum
Spesies: Solanum tuberosum L.
  

 Gambar: Amilum Kentang

Nama Daerah:

Minangkabau: Kentang
Solor: Uwe wolanda
Aceh: Gantang
Batak: Kentang
Nias: Gowi walandra
Palembang: Ubi kumandur
Lampung: Ubi mandera
Melayu: Kentang
Jawa Tengah: Kenlang
Sunda: Kentang
Madura: Kentang
Bali: Kentang
Gorontalo: Alatape
Makasar: Lame balanda
Sumba: Katabi jawa
Flores: Tuka wawa
Ternate: Artapel
Tidore: Artape
Buru: Astapel

Ciri-ciri:

Habitus: Semak, semusim, tinggi ± 50 cm. Batang: Bulat, bentuk silindris, pucuk berbulu, hijau muda. Daun: Majemuk, bulat telur, berbulu, ujung meruncing, tepi rata, pangkal runcing, panjang 12-15 cm, lebar 6-8 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga: Majemuk, bercabang menggarpu, di ujung dan di ketiak daun, kelopak panjang 8,5-15 mm, hijau keputih-putihan, mahkota pendek, bentuk lonjong, putih, benang sari melekat pada tabung mahkota, bakal buah 2-6 ruang dengan banyak bakal biji, tangkai putik bentuk jarum, kepala putik kecil, putih. Buah: Buni, bulat lonjong, kuning kecoklatan. Biji: Pipih, bentuk ginjal, kuning. Akar: Tunggang, putih kekuningan.

Solanum nigrum L.



Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Sympetalae
Bangsa: Solanales/Personatae/Tubiflorae
Famili: Solanaceae
Genus: Solanum
Spesies: Solanum nigrum L.


Deskripsi:
Solanum nigrum atau di Indonesia terkenal dengan nama Leunca atau Ranti (Jawa). Tanaman ini berasal dari Eropa dan Asia Barat, kemudian menyebar secara luas melalui Malaysia. Tumbuhan ini digunakan sebagai obat – obatan sejak lebih dari 2.000 tahun lalu. Namun dalam masyarakat kita lebih banyak dikonsumsi sebagai lalapan atau sayuran.
Morfologi:
Tanaman ini termasuk ke dalan golongan semak, dengan tinggi lebih kurang 1,5 m. Akar: Berupa akar tunggang, dengan warna putih kecoklatan. Batang : Mempunyai  batang tegak, berbentuk bulat, lunak, dan berwarna hijau. Daun :Berdaun tunggal, lonjong, dan tersebar dengan panjang 5 – 7,5 cm ; lebar 2,5 –3,5 cm. Pangkal dan ujung daun meruncing dengan tepi rata. Pertulangan daun menyirip. Daun mempunyai tangkai dengan panjang ± 1 cm dan berwarna hijau. Bunga: berupa bunga majemuk dengan mahkota kecil, bangun bintang, berwarna putih, benang sari berwarna kehijaunan dengan jumlah 5 buah. Tangkai bunga berwarna hijau pucat dan berbulu. Buah: berupa buah buni berbentuk bulat, jika masih muda berwarna hijau, dan berwarna hitam mengkikat jika sudah tua, ukurannya kira-kira sebesar kacang kapri. Biji: berbentuk bulat pipih, kecil- kecil, dan berwarna putih.

Kegunaan di Masyarakat:
Diketahui bahwa leunca mengandung bahan sebagai antiseptik, anti inflammasi dan antidisentri (Heiser 1969; Vogel 1990). Menurut Akhtar dan Mohammad (1989) bahwa serbuk dari tanaman dapat sebagai ulcerogenik. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai antimalaria (Watt dan Breyer-Brandwijk,1962). Bijinya dapat digunakan untuk pengobatan gonorrhea dan disuria (Jain dan Borthakur, 1986). Tandon dan Rao (1974) melaporkan bahwa buah dan jusnya dapat menyembuhkan penyakit perut dan demam sedangkan tunasnya dapat digunakan untuk penyakit kulit. Selain itu, bunga dan daunnya dapat digunakan sebagai penurun panas dan melawan efek overdosis dari alkohol (Heiser, 1963). Daunnya yang di jus digunakan sebagai obat cacing, nyeri pada sendi serta sakit telinga (Grieve, 1931).