Sabtu, 19 Mei 2012

Alpukat


Deskripsi

Alpukat ini berbuah sepanjang tahun tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Kerontokan buah sedikit. Berat buah antara 0,3-0,5 kg. Bentuknya seperti buah pear dengan ujung tumpul dan pangkal meruncing. Panjangnya 11,5-18 cm dan diameternya 6,5-10 cm. Tebal, kulit buah 1,5 mm berwarna hijau kemerahan dengan permukaan licin berbintik kuning. Daging buahnya tebal (sekitar 2 cm), bertekstur agak lunak, berwarna kuning, dan rasanya gurih. Bijinya berbentuk jorong dengan rata-rata panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Produksi buah rata-rata 16,1 kg per pohon per tahun.

Manfaat

Buah alpukat matang enak dimakan segar, lebih lezat bila ditambah susu dan gula serta es gosok. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit pinggang. Batangnya baik untuk bahan bangunan. Bila digunakan untuk kayu bakar, energi batang alpukat rendah. Tanaman ini baik untuk konservasi lahan yang miring dan curam.

Syarat Tumbuh

Alpukat dapat ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi. Alpukat india barat baik ditanam pada ketinggian 0-600 m dpl, alpukat meksiko pada ketinggian 1000-3000 m dpl, dan alpukat guatemala pada ketinggian 600-2.000 m dpl. Semua tipe alpukat menghendaki tanah yang tidak mengandung cadas keras atau yang tandus. Tanaman tidak tahan terhadap genangan air yang terus-menerus, tetapi tanaman lebih senang hidup di daerah beriklim basah dengan curah hujan 1.500-3000 mm. per tahun. Di daerah yang beriklim agak kering dengan bulan basah 7-9 bulan dan bulan kemarau (kering) 2-6 bulan, tanaman alpukat masih mampu hidup dan berbuah asalkan keadaan air tanahnya dangkal (100-150 cm) dan pH tanah 5,5-6,5. Pada kondisi yang sesuai, tanaman alpukat dapat berbuah 2-3 kali setahun.

Pedoman Budidaya

Perbanyakan tanaman: Tanaman diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk. Bibit dapat disambung pada umur 1-8 bulan. Perbanyakan dengan biji hanya untuk batang bawah. Budi daya tanaman: Bibit okulasi (sambungan) ditanam pada jarak 12 m x 12 m. Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm. Pupuk kandang yang diberikan 30 kg/lubang. Pupuk buatan berupa campuran 25-1000 g urea, 25-1000 g TSP, dan 25-800 g KCl per pohon diberikan tiga bulan sekali. Dosis pemberian pupuk meningkat sesuai dengan umur tanaman. Sebaiknya dalam satu areal ditanam dua tipe alpukat. Sekurangkurangnya 5-10% dari jumlah bibit yang ditanam berasal dari tipe lain sebagai sumber tepung sari (pejantan). Untuk memudahkan perawatan, dianjurkan penanaman dilakukan menjelang musim hujan.

Pemeliharaan
 
Pemangkasan hanya dilakukan untuk pembentukan pohon (pemotongan batang pokok). Tanaman alpukat dari bibit okulasi mulai berbunga pada umur 5-6 tahun, sedangkan dari bibit biji pada umur 9-12 tahun.

Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman alpukat adalah ulat daun Sania insularis dan penggerek cabang Rhynchites lauraceae Voth. Adakalanya lalat buah menyerang buah muda dan penggerek batang menggerek ujung-ujung cabang hingga ujung cabang menjadi kering. Penyakit yang sering menyerang tanaman alpukat adalah busuk akar Phytophthora cinnamomi yang dapat diatasi dengan siraman larutan Benlate 0,3% atau karbol 10-50%. Penyakit dapat menular melalui bibit yang digunakan atau alat-alat pertanian. Penyakit busuk buah Colletotrichum gloeosporiodes menyerang buah, terutama yang disimpan pada suhu panas dan lembap. Cendawan Phytophthora menyerang bila suhu tanah antara 13-23° C. Infus dengan fungisida melalui batang biasanya dapat mengatasi serangan penyakit busuk akar. Serangan hama-hama di atas dapat diatasi dengan semprotan atau infus larutan insektisida (Tamaron 200 LC atau Curacron 500 EC).

Panen dan Pasca Panen

Buah alpukat dipanen setelah tua benar. Tandanya, kulit buah sudah tampak buram dan bila buah digoyang akan berbunyi. Buah dipetik dengan menggunakan jaring agar tidak jatuh ke tanah. Buah yang terbentur akan memar dan tidak matang sempurna. Buah yang telah tua akan matang 2-3 hari setelah dipetik. Buah yang jatuh/memar akan mudah terserang penyakit busuk buah (kecokelatan) dan rasanya pahit.
(Sentra Informasi IPTEK)

Senin, 14 Mei 2012

Jasminum sambac (L.) Ait./ Melati



A.  Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Sympetalae
Bangsa : Ligustrales/ Oleales/ Scrophulariales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac (L.) Ait.
               
B.  Nama Umum
Indonesia:
Melati
Inggris:
Arabian jasmine
Melayu:
Melati, melur, bunga melor
Pilipina:
Sampaguita

C.Nama Lokal
C.              b Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate (Madura), Menuh (Bali).

Sumber :
               
D. Deskripsi
Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas baru akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.


Sabtu, 12 Mei 2012

Ixora coccinea L. (Soka)


Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Sympetalae
Bangsa : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus Ixora
Spesies : Ixora coccinea L.


Nama umum :
Indonesia:
Soka
Inggris:
Burning Love, Jungle flame
Pilipina:
Santan

Kerabat Dekat :
Siantan


Deskripsi :

Diyakini, Soka dipopulerkan oleh pendeta dari India. Di sana kembang ini kerap dipakai pada upacara keagamaan Hindu sebagai  simbol hidup bersuka hati  untuk persembahan kepada dewa Siwa dan Wisnu. 

Soka (Ixora Sp.) merupakan tanaman hias yang cukup populer  karena bentuk dan warnanya unik, serta jenisnya beragam. 

Termasuk dalam keluarga Rubiaceae yang awalnya sebagai tanaman liar, bunga dengan empat kelopak pada tiap kuntumnya ini tumbuh bergerombol. Penampilannya yang seperti bunga api membuatnya di juluki “Flame of The Wood” oleh bangsa Eropa. Ada juga yang menyebutnya sebagai Bunga Jarum.

Menurut penelitan, bunga ini berasal dari daerah Asia Tropis. Bahkan Indonesia disebut juga sebagai asal jenis bunga soka Ixora Javanica yang berdaun lebar dengan tandan bunga ramping dan kuntum bunganya berwarna merah.

Soka terbagi dalam dua macam yaitu soka biasa dan soka hibrida. Yang tergolong soka biasa diantaranya: Ixora Coccinea, Ixora Lutea, Ixora Fulgen, Ixora orachinensis, Ixora Granifolia, Ixora Amboinica. Sedangkan soka hibrida antara lain: Ixora ocrothyrsa, Ixora American, Ixora Pitsanuloke dan  Soka Bangkok.

Pada halaman rumah, Soka biasanya dimanfaatkan sebagai pembatas pagar ataupun ditanam di sudut- sudut halaman. Selain memerlukan sinar matahari yang penuh untuk merangsang  pertumbuhan bunganya, pertumbuhan bunga dapat dipacu dengan cara  pemangkasan berkala. Hal ini bisa dilakukan setelah lewat masa berbunga. Dengan pemangkasan yang periodik, kerapihan tanaman dapat terjaga, dan pertumbuhan bunga dapat dipacu lebih sering.