Rabu, 28 Desember 2011

Bungur Kecil (Lagerstroemia indica L.)




Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Lagerstroemia
Sp. : -Lagerstroemia indica L.
              -Lagerstroemia chinevsis L.

Nama umum
Indonesia:Bungur kecil, ketangi
Inggris:crape myrtle         


Deskripsi :
Biasanya, bungur kecil ditanam sebagai tanaman hias di taman dan di halaman rumah atau bisa ditemukan sebagai tumbuhan liar di tebing-tebing dan tepi hutan. Tanaman ini berasal dari Cina dan Korea. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-7 m, percabangan melengkung, pohon berwarna cokelat, halus dan agak mengilap. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun bentuknya elips atau memanjang, ujung tumpul, pangkal membaji, tepi rata, berwarna hijau tua, panjang 2-7 cm, lebar 1-4 cm. Bunga majemuk bentuk malai, panjang 10-50 cm, tepi mahkota bunga bergelombang, berwarna merah, putih, atau ungu, keluar dari ujung tangkai atau ketiak daun. Buahnya agak bulat, panjang 9-13 mm, lebar 8-11 mm. Bungur kecil dapat diperbanyak dengan biji.

Kandungan Kimia : Decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine, decodine, sitosterol, asam metilellagic.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar rasanya agak pahit, sifatnya netral, astringen. Khasiat akar bungur kecil adalah merangsang proses sirkulasi, menghentikan perdarahan (hemostatis), antiradang, peluruh kencing (diuretik), dan menetralisir racun (detoksikan). Bunga, daun, dan kulit kayu berkhasiat sebagai pencahar (laksatif).

Kegunaan:
a.Batuk darah, Muntah darah, dan Berak darah
Ramuan
Akar bungur kecil 30 gram
Air 200 cc
Cara pembuatan
Akar bungur kecil dan air direbus hingga tersisa 80 cc
Cara pemakaian
Diminum 2 kali sehari, setiap kali minum 40 cc

Eczema   
Ramuan
Akar atau daun bungur kecil secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan
Akar atau daun bungur kecil dicuci dan direbus dengan air
Cara pemakaian
Digunakan untuk mencuci bagian yang sakit

b. Bisul dan koreng
Ramuan
Akar atau bunga bungur kecil secukupnya
Arak putih secukupnya
Cara pembuatan
Akar atau bunga bungur kecil dikeringkan, giling menjadi bubuk. Tambahkan arak putih secukupnya sampai berbentuk bubur kental
Cara pemakaian
Oleskan pada bagian yang sakit

c. Disentri
Ramuan
Akar atau daun bungur kecil secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan
Akar atau daun bungur kecil dicuci dan direbus dengan air
Cara pemakaian
Diminum

Referensi :
http://www.sith.itb.ac.id/
http://www.plantamor.com/
Van Steenis, C.G.G.J, 1975, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
 

Melati Belanda (Ceguk) / Quisqualis indica L.

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Quisqualis
Spesies : Quisqualis indica L.





Merambat & Kompak
Melati Belanda mungkin sudah lama dikenal sebagai tanaman rambat pagar halaman. Namun, kini dengan jenis yang baru, tanaman ini bisa ditanam di pot atau di tanah langsung sebagai tanaman berdiri.

Saat ini memang ada 2 jenis Quisqualis indica yang beredar. Versi lamanya, Q. Indica rangoon creeper atau chinese honeysuckle, yang memiliki sifat merambat. Jika ditanam langsung di tanah, fisiknya tak dapat tegak, namun merimbun seperti semak. Bunganya berwarna merah dengan gradasi tak terlalu mencolok.

Namun, kini diperkenalkan kembali Quisqualis indica jenis baru, Q. indica kapadia compacta. Tanaman yang berasal dari Thailand dan India ini memiliki karakter yang mampu tegak berdiri dan kompak. Meski tetap bersifat semak atau perdu, namun untuk pemanfaatan bisa lebih fleksibel. Sebagai tanaman lansekap, jenis yang kompak lebih banyak di­manfaatkan sebagai border.

Dalam Pot Atau Pergola
Pemanfaatan kedua jenis melati belanda ini lalu kian meluas. Jenis yang kompak dapat ditanam dalam pot dan dijadikan tanaman hias berdiri.  Jika menginginkan bentuk lebih teratur, bisa menambahkan kawat penyangga berbentuk pagar, sehingga dalam beberapa waktu tidak akan berubah bentuk. Sedangkan bentuk yang merambat bisa dijadikan tanaman rambat di pagar atau pergola.

Pemanfaatan melati belanda jenis merambat juga bisa ditempatkan dalam pot. Tambahkan kawat penyangga berbentuk payung dan koreksi tiap 1 bulan sekali untuk mempertahankan bentuk. Secara keseluruhan, melati belanda cocok dimanfaatkan sebagai pemanis rumah dalam pot maupun ditanam langsung.  Bukan hanya dari karakter fisiknya saja yang membuat tanaman ini fleksibel dimanfaatkan sebagai tanaman outdoor. Sifatnya yang tahan hama dan tidak rewel juga diperhitungkan sebagai tanaman pemanis rumah yang ditanam langsung di tanah.

Berbunga Tiada Henti
Keistimewaan tanaman semak ini memang terletak pada bunganya yang bergradasi dalam satu dompol. Bentuknya sekilas mirip bunga asoka (Ixora), namun beraneka warna. Aneka warna bunga ini dihasilkan dari proses penuaan bunga. 

Bunga yang baru keluar akan berwarna merah, lalu akan pudar ke arah pink muda. Sekali keluar, bisa menghasilkan banyak kuntum bunga dalam satu dompol dan berbunga tiada henti. Bila ditanam dalam pot besar dan berbunga bersama-sama, melati belanda akan menebarkan wangi semerbak, terutama di pagi hari.

Untuk mempertahankan keindahannya, tak perlu cara yang rumit. Cukup berikan media tanam bersifat poros (tidak menyimpan air) seperti cocopeat dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1. Dan lakukan pemupukan secara berkala dengan pupuk pemacu bunga berkadar N (nitrogen) rendah, sejak berusia 3 bulan setelah distek. Sisanya, lakukan pemangkasan untuk mempertahankan bentuk yang diinginkan. Jangan lupa, persiapkan penambahan media tanam atau memindahkan ke dalam pot yang lebih besar bila daunnya sudah mulai kurang rimbun atau tanaman mulai penuh.

Upayakan selalu men­dapat sinar matahari langsung, karena tanaman ini penyuka cahaya. Bila ingin menjadikannya hiasan beranda, sebaiknya pagi dan sore hari dikeluarkan untuk mendapat sinar matahari langsung.

Referensi :
Gembong Tjitrosoepomo.1989.Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).Gadjah Mada University    Press.Yogyakarta
http://www.plantamor.com/
http://www.tabloidnova.com/

Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Polycarpicae/ Ranales/ Ranunculales
Famili : Menispermaceae
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f


Nama Lokal: Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).


Deskripsi :
Perdu memanjat. Batang sebesar jari manis, dengan banyak mata dan kutil, tidak beraturan, pahit, tidak keras dan berair. Daun berbentuk jantung atau panah dengan tangkai panjang dan besar. Bunga berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga dan tidak sempurna. Buah terdapat dalam tandan berwarna merah muda Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.
Kandungan kimia: Pikoretine; Alkaloida; Berberin; Columbine
Khasiat: Antipiretikum; Tonikum; Antiperiodikum; Diuretikum; Antidiabetik 
 
Resep tradisional: 
a.Demam
Batang bratawali 3 g; Daun sembung 6 g; Daun kumis kucing 4 g; Rimpang lengkuas 4 g; Air 110 ml, Dipis, direbus atau pil, Diminum 1 kali sehari sebanyak 50 ml.
 
b.Rematik
Batang bratawali 2 g; Rimpang kencur 7 g; Biji sledri 2 g; Daun jambu monyet muda 5 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml, apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
 
c.Gatal-gatal:
Batang bratawali secukupnya; Air 1 periuk, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Digunakan untuk merendam diri, terutama pada bagian yang gatal.

Referensi:
Gembong Tjitrosoepomo.1989.Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).Gadjah Mada University    Press.Yogyakarta
http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/13/bratawali/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bratawali
Van Steenis, C.G.G.J, 1975, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta.