a. Klasifikasi tanaman
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Apetalae
Bangsa : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus septica Burm.F.
(van Steenis, 1975) |
|
Tanaman Awar-awar secara empiris telah
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman Awar-awar
mempunyai berbagai nama daerah yang berbeda-beda diantaranya : Sirih popar
(Ambon), Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar
(Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu
(Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). Sedangkan nama asing untuk tanaman
Awar-Awar antara lain : Papua Nugini : Omia (Kurereda), Manibwohebwahe
(Wagawaga, Milne Bay), Bahuerueru (Vanapa); Filipina:
Hauili (Filipino), Kauili (Tagalog), Sio (Bikol). Nama simplisia adalah Fici septicae
folium; daun Awar-awar.
b.
Deskripsi tanaman
Pohon atau semak
tinggi, tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat
silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar,
sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan,
bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal
membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas
hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau
muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun samping; kedua
belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk
susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkalnya dengan 3 daun
pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, diameter lebih kurang 1,5 cm, pada
beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga betina.
Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 - 2 cm. Waktu
berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura;
tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak ditemukan di tepi
jalan, semak belukar dan hutan terbuka.
c.
Khasiat
Daun digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi
bisul, gigitan ular berbisa dan sesak napas. Akar digunakan untuk penawar racun
(ikan) dan penanggulangan asma. Perasan air dari tumbukan akar awar awar dan Adas Pulowaras dapat
digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst)
dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya
diperas merupakan obat muntah yang sangat manjur (Anonim,
2005). Untuk obat bisul dipakai ± 5 gram daun segar Ficus septica, ditumbuk sampai lumat, kemudian
ditempelkan pada bisul. Disamping itu daun dapat
menyebabkan muntah. Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan
kepala pusing. Buah untuk pencahar.
d.
Kandungan kimia
Daun Ficus septica mengandung
senyawa flavonoid genistin dan kaempferitrin, kumarin,
senyawa fenolik, pirimidin dan alkaloid antofin, 10S,13aR-antofin N-oxide,
dehidrotylophorin, ficuseptin A, tylophorin, 2-Demetoksitylophorin, 14α-Hidroksiisotylopcrebin N-oxide, saponin triterpenoid,
sterol (Wu et al.,
2002 cit Lansky et al., 2008, Yang et al., 2005, Damu et al., 2005). Akar
mengandung sterol dan polifenol (Hutapea, 1991). Alkaloid
yang terkandung pada batang antara lain adalah fenantroindolisidin (ficuseptin
B, ficuseptin C, ficuseptin D, 10R,13aR-tylophorin N-oxide,
10R,13aR-tylocrebrin N-oxide, 10S,13aR-tylocrebrin N-oxide,
10S,13aR-isotylocrebrin N-oxide, dan 10S,13aS-isotylocrebrin N-oxide (Damu et al.,
2005). Daun dan akar mengandung stigmasterol dan β-sitosterol (Wu et al., 2002 cit Lansky et al., 2008). Daun dan
batang mengandung alkaloid isotylocrebin dan tylocrebin (Wu et al., 2002 cit Lansky et al., 2008).
Gambar. Struktur kimia senyawa kandungan
Ficus septica. Kandungan alkaloid berupa senyawa antofin (1),
2-Demethoxytylophorine (2), Isotylocrebine (3), Tylocrebine
(4),Tylophorine
(5), 10S,13aR-anofine N-oxide (6), Dehydrotylophorine (7), dan Ficuseptine A
(8), kandungan flavonoid berupa kaempferitrin
(10) dan genistin
(11), serta senyawa kumarin (9) (Wu et al., 2002 cit
Lansky et al., 2008).
e. Penelitian tentang Ficus
septica
Normal 0 false false false
EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 Alkaloid
fenantroindolisidin dalam daun Ficus
septica
memiliki
efek sitotoksik terhadap sel kanker. Aktivitas sitotoksik
komponen fenantroindolisidin menunjukkan nilai poten yang tinggi pada cell lines carcinoma
KB-VI (multidrugs
resistance cell) dan KB-3-1(sensitive
cell). Salah satu komponen fenantroindolisidin berupa 6-O-desmethylantofine
dari Tylophora
tanakae mempunyai IC50 7 ± 3 nM untuk sel KB-3-1dan IC50
10 ± 4 nM untuk sel KB-VI (Staerk et al.,
2002). Batang Ficus septica yang terbukti mengandung alkaloid fenantroindolisin mempunyai aktivitas
sitotoksik terhadap sel kanker nasofaring HONE-1 dan sel kanker lambung NUGC
(Damu,et al.,
2005). Yang et
al. (2005) melaporkan bahwa alkaloid daun Ficus septica yaitu tilophorin dan ficuseptin dapat
menghambat enzim siklooksigenase (COX)-2. Ekstrak etanolik daun Ficus septica Burm.
f. memberikan efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D dengan IC50
59 µg/ml (unpublished data,
ccrc). Isoflavonoid genistin memiliki aktivitas
sitotoksik melalui pemacuan apoptosis pada sel kanker ovarian, SV-OV-3 (Choi et
al., 2006). Isoflavonoid genistin menginduksi apoptosis pada
sel kanker ovarian SK-OV-3 melalui peningkatan aktivitas caspase 3 (Choi et al., 2006). Kumarin
umbelliprenin dan senyawa fenolik resveratrol diketahui memiliki aktivitas
stotoksik pada sel MCF7 ( Lim et al., 2008; Guisado et al., 2002). Penelitian Chu et al. (2001) membuktikan kumarin eskuletin mampu menginduksi apoptosis dan
menurunkan ekspresi protein Bcl-2 hingga 58% pada sel leukemia HL-60 selama
inkubasi 9 jam. Penelitian Guisado et
al (2005) menyatakan bahwa senyawa fenolik resveratrol
menginduksi apoptosis melalui down
regulasi NFκB pada penghambatan jalur signaling PI3K/Akt yang
mengakibatkan penurunan ekspresi protein Bcl-2.Triterpenoid Amooranin dari
tanaman tropis India Amoora
rohituka menginduksi apoptosis dengan menurunkan ekspresi protein
Bcl-2 serta memotong caspase 8, 9, 6 , Bid pada sel kanker payudara MCF-7 (Rabi et
al., 2007).
REFERENSI
Anonim, 2005,
Tanaman Obat Indonesia,
http:// www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view
: php?id=202, 15 Maret 2008
Choi, J. E., Kim,
T., and Lee, M. S., 2007, Pro-apoptotic effect and cytotoxicity of
genistein and genistin in human ovarian cancer SK-OV-3 cells, Life Sciences
, 80 : 1403–1408.
Chu,
C. Y., Tsai, Y. Y., Wang, C. J., Lin, W. L., and Tseng, T. H., 2001,
Induction of apoptosis by esculetin in human leukemia cells, Eur J
Pharmacol, 416(2):25-32.
Damu, Amooru G.,
Kuo, Ping-Chung, Shi, Lian Shi, Li, Chia-Ying, Kuoh, Chang-Sheng, Wu, Pei-Lin,
Wu, and Tian-Shung, 2005, Phenanthroindolizidine Alkaloids from The
Stems of Ficus septica, J. Nat. Pro,. 68:1071-1075.
Guisado, E. P.,
Barrientos, A. A., Navarro, S. M., Josefat, B. S., and Salguero, P.
M., 2002, The antiproliferative activity of resveratrol results in apoptosis in
MCF7 but not in MDA-MB-231 human breast cancer cells : cell-specific alteration
of the cell cycle, Biochemical Pharmacology, 64, 1375 -1386.
Guisado, E. P.,
Merino, J. M., Navarro S. M., Benayas M. J., Centeno F., Barrientos A., and
Salguero P. M., 2005, Resveratrol-induced apoptosis in MCF-7 human breast
cancer cells involves a caspase-independent mechanism with down-regulation of
Bcl-2 and NF-kappaB, Int J Cancer, 115: 74-84.
Lansky, E. P.,
Paavilainen, H. M., Pawlus, A. D., and Newman, R. A., 2008, Ficus spp.
(fig): Ethnobotany and potential as anticancer and anti-inflammatory agents, Journal
of Ethnopharmacology, 119 : 195-213.
Lim, S., Iranshahi,
M., Chollet, P., and Barthomeuf, C., 2008, Umbelliprenin from Ferula
szowitsiana inhibits the growth of human M4Beu metastatic pigmented malignant
melanoma cells through cell-cycle arrest in G1 and induction of
caspase-dependent apoptosis, Phytomedicine, 11: 103.
Rabi, T., Wang, L.,
Sipra, B., 2007, Novel triterpenoid 25-hydroxy-3-oxoolean-12-en-28-oic acid
induces growth arrest and apoptosis in breast cancer cells, Breast cancer
research, 101 (1):27-36.
Staerk, D,
Lykkeberg,A.K, Christensen, J, Budnik,B.A., Abe, F. and Jaroszewski,J.W.,
2002, In Vitro Cytotoxic Activity of Phenanthroindolizidine Alkaloids from
Cynanchum vincetoxicum dan Tylophora tanakae against Drug-Sensitive dan
Multidrug Resistant Cancer Cells, J. Nat. Prood, 65:1299-1302.
Van Steenis, C.G.G.J, 1975,
Flora untuk Sekolah di
Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Wu, P.-L., Rao,
K.V., Su, C.-H., Kuoh, C.-S., Wu, T.-S., 2002, Phenanthroindolizidine alkaloids
and their cytotoxicity from the leaves of Ficus septica. Heterocycles,
Science Japan,
57: 2401–2408.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar