Tampilkan postingan dengan label Festschrift. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Festschrift. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Agustus 2012

Tanaman Peneduh


Pohon Darah Naga atau Dracaena Cinnabari merupakan tanaman terkenal dan khas pulau Socotra. Pohon itu adalah salah satu fitur ikon Socotra alam. Disebut demikian karena merah getah pohon yang menghasilkan. Tanaman ini memiliki daun panjang dan kaku dan bentuk payung terbalik. Daun mengukur sampai 60 cm panjang dan lebar 3 sentimeter. Batang dan cabang, dengan dua bagian untuk masing-masing cabang, yang gemuk dan tebal. resin merah gelap dikenal sebagai darah naga sangat dihargai sepanjang sejarah kuno. Pada bulan Februari, pada akhir cabang-cabang, ada banyak bunga putih atau hijau inflorescent. Dibutuhkan buah sekitar lima bulan untuk benar-benar matang dalam warna oranye-merah. Namun, tanaman ini berada di bawah tekanan karena berlebihan untuk merumput, woodcutting, dan pembangunan infrastruktur.

Bintaro (Cerbera manghas) adalah tumbuhan pantai atau paya berupa pohon dengan ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan nama leva (Samoa), toto (Tonga), serta vasa (Fiji).Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-5cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan berwarna merah cerah jika masak. Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik, dari Seychelles hingga Polinesia Perancis. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota. Daun dan buahnya mengandung bahan yang memengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun. Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang. Nama ilmiah Cerberus diambil dari nama anjing berkepala sepuluh dalam mitologi Yunani.

Pohon bodhi (Ficus religiosa L., suku ara-araan atau Moraceae) adalah pohon yang dikenal dalam agama Buddha sebagai tempat Sang Buddha Gautama bersemedi dan memperoleh pencerahan. Pohon ini dipandang suci oleh penganut agama Hindu, Buddha, dan Jainisme. Di Candi Borobudur terdapat pohon bodhi yang merupakan keturunan langsung dari pohon induk yang terdapat di Bodhgaya, India, tempat Sang Buddha memperoleh pencerahan.

Bungur (Lagerstroemia) adalah sejenis tumbuhan berwujud pohon atau perdu yang dikenal sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan. Bunganya berwarna merah jambu, bila mekar bersama-sama akan tampak indah.Perbanyakan anakannya dari biji yang keluar setelah proses pembungaan selesai. Bijinya berbentuk bulat berwarna coklat sebesar kelereng. Selain itu bisa juga diperbanyak dengan pencangkokan.Ada dua jenis bungur yang populer sebagai tanaman hias pekarangan: bungur biasa/besar/kebo (L. speciosa), pohon besar mencapai 8m, dan bungur jepang (L. faurieri, L. indica, dan hibrida keduanya) yang lebih kecil, berbentuk perdu. Bungur besar dulu juga banyak ditanam di pekuburan. Kini selain ditanam sengaja di pinggir jalan raya dan halaman rumah, juga banyak tumbuh liar di tepian sungai.

Suku cemara-cemaraan atau Casuarinaceae meliputi sekitar 70 jenis tetumbuhan. Sebagian besar suku ini terdapat di Belahan Bumi Selatan, terutama di wilayah tropis Dunia Lama, termasuk Indo-Malaysia, Australia, dan Kepulauan Pasifik.Cemara sendiri merupakan tetumbuhan hijau abadi yang sepintas lalu dapat disangka sebagai tusam karena rantingnya yang beruas pada dahan besar kelihatan seperti jarum, dan buahnya mirip runjung kecil. Namun kenyataannya pepohonan ini bukan termasuk Gymnospermae, sehingga mempunyai bunga, baik jantan maupun betina. Bunga betinanya nampak seperti berkas rambut, kecil dan kemerah-merahan. Cemara Udang Casuarina equisetifoliaCemara adalah pohon yang sangat artistik untuk penataan sebuah taman. Dibentuk sedemikian rupa dalam gaya seni jepang yang bernama bonsai. Jenis cemara asli Indonesia untuk dibuat bonsai yang paling bagus adalah cemara udang, berasal dari daerah Madura, Jawa Timur.

Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis lain, suku ara-araan atau Moraceae) sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran besar karena dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa orang menganggap tempat di sekitar pohon beringin adalah tempat yang “angker” dan perlu dijauhi.Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti “pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.Pohon bodhi sering dipertukarkan dengan beringin, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda.

Ketapang atau katapang (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang. Lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat, ketapang kerap dijadikan pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Selain nama ketapang dengan pelbagai variasi dialeknya (misalnya Bat.: hatapang; Nias: katafa; Mink.: katapieng; Teupah: lahapang; Tim.: ketapas; Bug.: atapang; dll.), pohon ini juga memiliki banyak sebutan seperti talisei, tarisei, salrisé (Sulut); tiliso, tiliho, ngusu (Maluku Utara); sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Mal.); lisa (Rote); kalis, kris (Papua Barat); dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal dengan nama-nama Bengal almond, Indian almond, Malabar almond, Singapore almond, Tropical almond, Sea almond, Beach almond, Talisay tree, Umbrella tree, dan lain-lain. Pohon besar, tingginya mencapai 40 m dan gemang batang sampai 1,5 m. Bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat; pohon yang muda sering nampak seperti pagoda. Pohon-pohon yang tua dan besar acap kali berbanir (akar papan), tingginya bisa hingga 3 m. Daun-daun tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek atau hampir duduk. Helaian daun bundar telur terbalik, 8–25(–38) x 5–14(–19) cm, dengan ujung lebar dengan runcingan dan pangkal yang menyempit perlahan, helaian di pangkal bentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di sisi bawah. Helaian serupa kulit, licin di atas, berambut halus di sisi bawah; kemerahan jika akan rontok.

Puspa, seru, atau medang gatal (Schima wallichii) adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas sedang. Pohon ini termasuk ke dalam keluarga teh (Theaceae), dan menyebar luas mulai dari Nepal, melalui Asia Tenggara, hingga ke Papua Nugini. Disebut medang gatal karena pohon ini memiliki lapisan semacam miang di bawah pepagannya, yang keluar berhamburan ketika digergaji dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati N. Wallich (1786 – 1854), ahli botani berkebangsaan Denmark yang telah berjasa mengembangkan Kebun Raya Kalkuta. Pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 m. Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cm namun biasanya jauh kurang dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Pepagan memecah dangkal sampai sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap; sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit. Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm; helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing, dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun pelindung, berbilangan-5; kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih, saling melekat di pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka dengan 5 katup; biji dikitari oleh sayap.

Waru atau baru (Hibiscus tiliaceus, suku kapas-kapasan atau Malvaceae), juga dikenal sebagai waru laut telah lama dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru dapat diperbanyak dengan distek. Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik barat namun sekarang tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan berbagai nama: hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibiscus, atau Coastal Cottonwood dalam bahasa Inggris. Pohon kecil, tinggi 5–15 m. Di tanah yang subur tumbuh lebih lurus dan dengan tajuk yang lebih sempit daripada di tanah gersang. Daun bertangkai, bundar atau bundar telur bentuk jantung dengan tepi rata, garis tengah hingga 19 cm; bertulang daun menjari, sebagian tulang daun utama dengan kelenjar pada pangkalnya di sisi bawah daun; sisi bawah berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bundar telur memanjang, 2,5 cm, meninggalkan bekas berupa cincin di ujung ranting.


Kamis, 19 Juli 2012

Cara Membuat Fiberglass


Sebelum memulai untuk membuatnya, tidak ada salahnya persiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan fiberglass yaitu Tempat adonan, Hiasan (foto, uang, binatang atau yang lain), Minyak goreng, Lap/Kapas, Cetakan dari plastik, Lem silikon (karet).
Bahan yang diperlukan yaitu:
1. Minyak katalis
2. Resine bening/jambon + cobalt
3. Pewarna (teres).

Cara membuat fiberglass sebagai berikut :
1. Siapkan terlebih dahulu hiasan, dapat berupa foto, pernih atau binatang yang sesuai dengan   bentuk cetakkan.
2. Cetakan diolesi minyak goreng dengan menggunakan kapas/lap.
3. Katalis dan resine dicampur dengan perbandingan 1 : 10.
4. Masukkan hiasan yang telah disiapkan ke dalam cetakan.
5. Tuangkan adonan 3 kedalam cetakan, dan tunggu selama 15 menit.
6. Setelah dingin, keluarkan dari cetakan dengan hati-hati.
7. Gosok dengan amplas yang kasar, lanjutkan dengan amplas halus.
8. Kilatkan dengan compon cat atau kit.
9. Jadi deh fiberglass buatan sendiri.

Bahan-bahan Dasar Pembuatan Fiberglass


1.    Resin
Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi agak kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin bening atau resin butek. Resin bening, biasanya digunakan untuk bentuk yang menonjolkan kebeningannya, seperti untuk aksesoris visor, kap lampu dll sebagai pengganti mika, namun penggunaan resin bening yang ada dipasaran untuk pengganti mika, masih belum menghasilkan kualitas yang memuaskan. Sedangkan resin jenis butek lebih banyak digunakan untuk pembuatan aksesoris, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan mudah dibeli di toko-toko kimia.

2. Katalis
Cairan ini bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat adonan mengeras tetapi hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit akan terasa panas, seperti cairan air zuur.

3.    Kalsium Karbonat
Bahan berbentuk bubuk putih yang menyerupai terigu ini berfungsi sebagai pengental adonan fiberglass utama (resin, katalis dll). Semakin banyak campuran Kalsium Karbonat pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal dan berat. Bahan ini dapat diganti dengan Talc, tetapi warna Talc agak lebih gelap. Tetapi saya belum menemukan perbedaan yang signifikan penggunaan Talc & Kalsium Karbonat.

4. Met/Matt
Met merupakan bahan serat kaca. Bahan ini berfungsi sebagai serat penguat dari adonan fiberglass ketika akan dicetak, agar hasilnya menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah. Bentuk met bermacam-macam, ada yang mirip bihun, kain, karung dan sarang lebah. Tetapi yang banyak dijumpai dipasaran adalah yang berbentuk seperti bihun.

5. Kobalt (Cobalt Blue)
Kobalt adalah bahan kimia yang berbentuk cair, berwarna biru mirip tinta dan mempunyai aroma tidak sedap. Cairan ini digunakan untuk tambahan campuran adonan resin & katalis, agar adonan lebih merekat pada met dan mempercepat pengerasan adonan fiber. Terlalu banyak menambahkan Kobalt dapat mengakibatkan hasil fiber yang getas (rapuh).

6. Wax (Mold Release)
Bahan ini sepintas mirip mentega/keju ketika masih di dalam wadahnya. Berfungsi sebagai pelicin pada tahap pencetakan yang menggunakan mal/molding, agar antara molding dengan hasil cetakan tidak saling merekat, sehingga dengan mudah dapat dilepaskan.

Sumber:
http://resinkatalis.wordpress.com/2008/08/09/bahan-bahan-dasar-pembuatan-fiberglass/

Kamis, 12 Juli 2012


Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es

Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Sabtu, 28 Januari 2012

Arti Warna Bunga Mawar

1.Mawar Merah

Pada dasarnya warna merah itu artinya berani. Tapi kalau diartikan sebagai warna bunga, warna merah tuh melambangkan rasa cinta dan sayang. Dan rasa cinta itu cenderung terkait dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Warna bunga merah juga bisa diartikan sebagai cinta dengan rasa ‘respect’ yang tinggi.



2.Mawar Pink
Warna ini paling tepat untuk mengungkapkan perasaan suka pada seseorang. So kalau mau menyampaikan perasaan suka sama seseorang, warna pink adalah warna yang paling cocok. Warna pink juga bisa diartikan terima kasih dan rasa syukur yang mendalam.

3.Mawar Putih
Kita semua pasti punya sahabat! So enggak ada salahnya kan ngirim bunga ke sahabat sendiri? Nah, bunga yang paling tepat buat sahabat adalah warna putih, karena putih mencerminkan persahabatan sejati.Warna putih juga berarti ketulusan cintamu dan pedulimu dengan orang lain.

4.Mawar Kuning

Kalau kita ingin berkenalan dengan seseorang, bisa dimulai dengan bunga warna kuning karena bunga kuning menandakan perkenalan. Tapi tidak sedikit orang yang mempersepsikan bunga kuning sebagai ungkapan benci dan cemburu. So be careful…Warna kuning juga diartikan fleksibilitas dan kebebasan.

5.Mawar Hitam
Rasa benci itu manusiawi… Cara ngungkapinnya pun berbeda-beda, ada yang diungkapkan langsung, ada juga yang hanya dipendem sendiri. Nah, daripada capek hati, rasa benci itu juga bisa diungkapkan dengan mengirim bunga warna hitam.

 

Tanaman Langka Yang Dilindungi di Indonesia

1. Balam Suntai (Palaquium walsurifolium)
2. Bayur (Pterospermum sp)
3. Bulian, Ulin (Eusideroxylon zwageri)
4. Cendana (Santalum album)
5. Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri)
6. Durian (Durio Zibethinus)
7. Enau (Arenga pinnata)
8. Eucalyptus (Eucalyptus sp)
9. Hangkang (Palaquium leiocarpum)
10. Hongi / saya (Myristica argentea)
11. Imba (Azadirachta indica)
12. Jambu Monyet (Agathis Lalillardieri)
13. Jelutung (Dyera sp)
14. Kapur Barus (Dryobalanops camphora)
15. Katiau (Ganna metloyauma)
16. Kayu Bawang (Scorodocarpus borneensis)
17. Kayu Hitam (Diospyros sp)
18. Kayu Kuning (Cudrania sp)
19. Kayu Manis (Cinnamomun burmannii)
20. Kayu Sepang (Caesalpina sappan)
21. Kemenyan (Styra sp)
22. Kemiri (Dipterocarpus sp)
23. Keruling (Dipterocarpus sp)
24. Ketimunan (Timonius sericcus)
25. Kulit Lawang (Cinnamomun cullilawan)
26. Ipil (Instsia amboinensis)
27. Malam Merah (Palaquium gutta)
28. Massoi (Cryptocaria massoi)
29. Mata Buta / Garu (Excoecaria agallocha)
30. Mata Kucing / Damar (Shorea sp)
31. Purnamasada (Cordia subcordata)
32. Sawo Kecik (Manilkara kauki)
33. Sonolkeling (Dalbergia latifolia)
34. Suren (Toona sureni)
35. Taker, Benuang (Duabanga moluccana)
36.
Tembesu (Fagraea fragrans)

Kamis, 22 Desember 2011

Pedoman Budidaya Tanaman Lada



 I. SYARAT-SYARAT TUMBUH
a. Iklim.
Tanaman lada untuk tumbuh baik menghendaki iklim sebagai berikut:
Tinggi tempat dan permukaan laut 0 — 500 m. Temperatur optimum 23°C — 30°C. Kelembaban tinggi. Curah hujan 2.000 — 2.500 mm/tahun terbagi rata sepanjang tahun.
b.Tanah.
Keadaan tanah yang dikehendaki lada adalah sebagai berikut:
Gembur, cukup tersedia unsur hara, drainasenya baik.

II. PEMBIBITAN
Bahan tanaman dapat berasal dari stek maupun biji.
A. Bahan Bibit Asal Biji
- Hanya dipakat kalau tidak ada lagi bahan stek karena biayanya sangat mahal.
- Bahan bibit diambilkan dari biji yang betul-­betul sudah tua, dan dari buah yang terisolir yaitu buah-buah yang tandannya di­bungkus pada waktu masih berupa bunga.
B. Bahan bibit asal stek.
- Cara ini lazim dipergunakan karena mudah dan murah.
- Syarat-syarat bahan stek yang baik :
1. Berasal dari sulur panjat yang tumbuhnya keatas dan melekat pada pohon sandaran.
2. Panjang stek sekurang-kurangnya 7 ruas (dapat diambil terus menerus dari satu tanaman).
3. Stek diambil dari batang yang sudah agak mengayu dan dari tanaman yang sudah berumur ± 2 tahun.
4. Pohon induk harus kuat, pertumbuhan bagus, dan daun berwarna hijau tua.

III. PERSIAPAN DAN PENANAMAN DI KEBUN
Persiapan di kebun.
— Sediakan tiang-tiang pemanjat (pendukung). Tiang pemanjat ada 2 macam yaitu:
  1. Tiang kayu/beton. 
  2. Pohon hidup (dadap minyak, dadap duri).
— Tiang-tiang pemanjat ditanam dengan jarak 2,5x2,5m.
— Lubang tanaman dibuat disekeliling tiang pemanjat dengan ukuran 50x50x50 cm.
— Apabila tanah miring buatlah teras-teras atau tanamlah tanaman penutup tanah.
— Pada tanah yang datar buatlah selokan-selokan pembuang air.
Penanaman di kebun.
    Stek langsung ditanamkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan didekat tiang pemanjat.
    Bagian stek yang dimasukkan kedalam tanah adalah 4 buku/ruas.
    Stek diletakkan miring didekat permukaan tanah.
—Sebaiknya tanah galian terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang/kompos secukupnya.
    Berilah pelindung pada stek yang baru ditanam tersebut.


IV. PEMELIHARAAN.
    Bersihkan kebun dari rerumputan pengganggu.
— Pangkaslah pohon-pohon pemanjat, pada musim penghujan dengan pemangkasan berat dan pada musim kemarau dengan pemangkasan ringan.
— Ikatlah tanaman pada tiang-tiang pemanjat agar tanaman melekat pada tiang sebelum akar perekat menjadi kuat.
— Yang diikat hanyalah cabang yang tumbuh keatas sedangkan cabang-cabang samping tidak perlu.
— Buanglah cabang-cabang pada pangkal pohon yang menutup tanah.
Pemangkasan.
Tujuan :
1. Untuk memperoleh cabang samping (cabang buah) yang lebih banyak.
2. Untuk mendapatkan pohon yang rimbun.

Cara pemangkasan :
— Pemangkasan dilakukan pada ruas yang tidak terdapat cabang-cabang samping.
— Apabila tanaman sudah mempunyai 8 atau 9 ruas maka harus dipangkas pada ketinggian 25-30 cm dari tanah.
— Tunas yang tumbuh dari batang stek utama harus dipangkas pula dan pangkasannya dapat dijadikan sebagai bahan stek.
— Sulur-sulur yang kemudian tumbuh diikatkan ketiang pemanjat dan bila telah lebih dari 10 ruas dipangkas lagi hingga tinggal 3-4 ruas dari pangkasan pertama.
— Pemangkasan dilakukan terus sampai sulur mencapai ujung tiang pemanjat.

V. PEMUPUKAN.
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang tinggi tanaman lada perlu diberikan pupuk organis (pupuk kandang, kompos) dan pupuk anorganis (pupuk buatan).
Pupuk organis diberikan sebagai pupuk pendahuluan sebanyak 5-10 kg per lubang tanaman. Untuk pupuk buatan dapat diberikan pupuk Urea, TSP dan KCL.
Dosis pupuk.
Dosis pupuk tergantung kepada kesuburan tanah, umur tanaman, dan lain-lain.
Sebagai pedoman umum pemupukan lada dengan Urea, TSP dan KCL dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk tanaman muda:
I. Umur 8-12 bulan:
Urea : 50 gr/pohon/tahun.
TSP : 25 gr/pohon/tahun.
KCL : 20 gr/pohon/tahun.
II. Umur 1-2 tahun:
Urea : 100 gr/pohon/tahun.
TSP : 50 gr/pohon/tahun.
KCL : 40 gr/pohon/tahun.
III. Umur 2-3 tahun:
Urea : 200 gr/pohon/tahun.
TSP : 100 gr/pohon/tahun.
KCL : 80 gr/pohon/tahun.
b. Untuk tanaman yang sudah berproduksi.
Dosis pupuk yang diberikan sebagai berikut:
Urea : 400 — 500 kg/Ha/Tahun.
TSP : 400 – 500 kg/Ha/Tahun.
KCL : 300 — 375 kg/Ha/Tahun.
Waktu pemupukan.
Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada setiap awal dan akhir musim penghujan diberikan masing-masingnya setengah bahagian dari dosis diatas.
Cara pemupukan.
    Buatlah lubang pdpuk/parit kecil disekeliling pangkal batang sejarak ujung dari tajuk pohon.
    Campurkanlah pupuk Urea, TSP dan KCL sesuai dengan dosis kemudian dimasukkan ke dalam lubang pupuk tersebut.
    Setelah pupuk dimasukkan segera ditutup kembali dengan tanah.
Catatan:
Pupuk dapat diberikan secara sendiri-sendiri atau secara campuran. Pencampuran Urea, TSP dan KCL hanya dapat dilakukan apabila setelah pencampuran tersebut segera dilaksanakan pemupukan, dan pupuk yang sudah tercampur tadi harus habis dalam satu kali pemupukan.


VI. PEMBERANTASAN HAMA DAN PENYAKIT
.
Hama.
1. Pengisap buah (Dasynus piperis CHN) (Sumatera = Semunjung, Kalimantan = Bilahu). Kepik mengisap cairan sel buah lada mengakibatkan buah berbintik-bintik kuning. Apabila yang dihisap buah muda maka
buah akan mudah gugur. Yang terutama diserang adalah buah-buah muda umur 4,5 — 6 bulan. Untuk pemberantasannya dapat dipakai Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air, dengan selang waktu 1-2 minggu tergantung berat ringannya serangan.
Catatan:
3 minggu sebelum panen penyemprotan harus sudah dihentikan
2.Penggerek cabang (Lophobaris piperis MARSH) Dikenal juga sebagai kumbang moncong lada.. Kumbang betina bertelur rata-rata 250 butir, telur diletakkan dalam liang yang dibuat pada sendi-sendi diantara ruas cabang tanaman lada.
Larva yang telah menetas, menggerek bagian dalam cabang tersebut akibatnya batang dibagian atas gerekan menjadi layu dan akhirnya kering/mati. Panjang larva maksimum 8 mm, edaran hidupnya ± 45-60 hari.
Pemberantasan:
Secara mekanis dengan memangkas cabang yang terserang dan membunuh larva serta kumbangnya. Secara kimia penyemprotan dengan Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air atau Lannate 5 gram per 10 liter.
Penyakit.
Penyakit busuk kaki lada.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora varpiperis.
Tanaman yang terserang menjadi layu, daun kuning kemudian berubah menjadi hitam dan akhirnya gugur. Pengguguran dimulai dari cabang-cabang yang terbawah terus keatas. Cendawan dapat bertahan lama didalam tanah, penularan melalui air dan tanah yang berpenyakit. Kelembaban yang tinggi akibat jarak tanam yang terlalu rapat, pohon pelindung yang tidak dipangkas dan drainage jelek sangat membantu perkembangan penyakit ini.
Pemberantasan.
Pencegahan dengan menanam lada Belantung yang tahan penyakit busuk pangkal batang. Pemangkasan pohon-pohon panjatan secara teratur. Membuat saluran-saluran drainage. Pemberantasan secara kimiawi menggunakan fungisida Brestan & Dithane M-45 dengan dosis 20 gr per 10 liter air. Caranya disemprotkan pada daun dan dituangkan pada pangkal batang/akar.

VII. PEMUNGUTAN HASIL.
Buah lada harus dipetik apabila suduh cukup tua yaitu apabila sudah berumur ± 7 bulan. Pada waktu itu buah sudah berubah warna dari hijau menjadi kuning kemerah-merahan. Apabila pemungutan terlambat buah akan mudah gugur atau dimakan burung.
Pemetikan dilakukan dengan tangan dan memakai tangga. Pemungutan dilakukan seminggu sekali sampai selesai. Pada waktu pemungutan terakhir,baik semua buah yang sudah masak maupun yang belum masak dirontokkan semuanya.

VIII. PENGOLAHAN HASIL.
Ada 2 cara dalam pengolahan hasil lada yaitu:
a. Untuk mendapatkan hasil lada putih.
b. Untuk mendapatkan hasil lada hitam.

A. Untuk mendapatkan lada putih buah lada diperlakukan sebagai berikut:
Buah lada yang baru dipetik dimasukkan dalam karung dan direndam dalam air yang mengalir. Sesudah direndam kemudian dibersihkan; bijinya dipisahkan dari kulitnya dan tangkai, dengan cara diinjak-injak, kemudian diayak. Setelah dipisahkan kemudian biji lada direndam kembali dalam. air mengalir 1-2 hari sehingga biji menjadi putih bersih. Setelah bersih kemudian biji lada dijemur sampai kering kira-kira 3 hari.

B. Untuk mendapatkan lada hitam buah lada diproses sebagai berikut:
Buah lada setelah dipetik Iangsung dijemur dipanas matahari selama kira-kira 2-3 hari. Sambil menjemur buah lada dipisahkan dari tangkai-tangkainya. Kemudian diayak sampai bersih.