Kamis, 12 Juli 2012

Amilum Kentang

 

 

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Umbi kentang berbentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran yang beragam. Secara fisiologis umbi kentang merupakan organ penyimpanan makanan.
Kentang merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, jagung, beras, dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan adalah umbi, yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi. Selain karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya dengan makan 200 gram kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi. Kalium yang dikandungnya juga bisa mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang dapat dibuat minuman yang berkhasiat untuk mengurangi gangguan saat haid.
Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati, merupakan upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang, selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam citarasa yang enak dan penampilan menarik.
Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal. Dibandingkan dengan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi. Berikut ini merupakan zat-zat yang terkandung di dalam umbi kentang.

Tabel 1.  Kandungan Gizi kentang per 100 g BDD :
Kandungan Gizi
Jumlah
Energi
83,00 kal
Protein
2,00 g
Lemak
0,10 g
Karbohidrat
19,10 g
Kalsium
11,00 mg
Fosfor
56,00 mg
Serat
0,30 g
Besi
0,70 mg
Vitamin A
0,00 RE
Vitamin B1
0,09 mg
Vitamin B2
0,03 mg
Vitamin C
16,00 mg
Niacin
1,40 mg
Sumber : Dra. Emma S. Wirakusumah, M.Sc., 2001 (Buah dan Sayur untuk Terapi)

Dari tabel di atas sangat jelas terlihat bahwa kentang memiliki banyak kandungan zat dan vitamin. Diantara kandungan tersebut antara lain : Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Kalsium, Fosfor, Serat, Besi, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin C dan Niacin.Kentang memiliki banyak kandungan zat dan vitamin. Hal ini tentu menjadikan kentang sebagai tanaman tang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Berikut ini beberapa manfaat dari tanaman kentang, seperti :
a.       Menambah berat badan.
Kandungan :   karbohidrat dan sedikit protein.
b.      Pencernaan.
Kandungan  : karbohidrat, maka kentang juga mudah dicerna tubuh.
c.       Kesehatan kulit.
Kandungan:   Vitamin C dan B kompleks serta mineral seperti potassium,    magnesium, fosfro dan seng. Manfaat: untuk menghilangkan jerawat atau noda di wajah.
d.      Rematik.
Kandungan : Vitamin, kalsium dan magnesium
e.       Peradangan.
Kandungan :vitamin C, potassium dan vitamin B06.
f.       Fungsi otak.
Baik buruknya fungsi kinerja otak sangat tergantung pada kadar glukosa, suplai oksigen, beberapa jenis vitamin B kompleks, beberapa hormon, asam amino dan asam lemak omega 3
g.      Enyahkan Kantong Mata.
Kandungan : zat catecholase
h.      Diabetes
Kandungan: zat pati (amilosa), protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, belerang serta vitamin A,B, dan C.
Pada anatomi buah kentang terdapat vakuola, plastida, dan amiloplas. Vakuola  berisi antara lain garam-garam organik, glikosida, alkaloid , enzim, butir-butir pati. Dalam buah kentang, amilum terdapat pada amiloplas (tempat menyimpan amilum). Amiloplas merupakan bagian dari jenis Plastida yang disebut lekoplas. Lekoplas merupakan plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan. Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Hilum pada kentang  terletak di pinggir(eksentrik).


Plastida bertanggung jawab untuk fotosintesis, penyimpanan produk seperti pati dan untuk sintesis memiliki kemampuan untuk membedakan, atau redifferentiate, antara ini dan bentuk-bentuk lain. Semua plastida berasal dari proplastids (sebelumnya “eoplasts”, eo -: fajar, awal), yang hadir dalam meristematik daerah tanaman. Proplastids dan kloroplas muda umumnya membagi, tetapi lebih dewasa kloroplas juga memiliki kapasitas ini.
Dalam tanaman, plastida dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, tergantung pada fungsi yang mereka butuhkan untuk bermain dalam sel. Plastida (proplastids) dapat berkembang menjadi salah satu plastida berikut:
  1. Kloroplas: untuk fotosintesis
  2. Chromoplasts: untuk pigmen sintesis dan penyimpanan
  3. Leucoplasts: untuk monoterpene sintesis; leucoplasts kadang-kadang lebih khusus berdiferensiasi menjadi plastida:
                                                              i.      Amyloplast: untuk pati penyimpanan
                                                            ii.      Statoliths: untuk mendeteksi gravitasi
                                                          iii.      Elaioplasts: untuk menyimpan lemak
                                                          iv.      Proteinoplasts: untuk menyimpan dan memodifikasi protein
Lamela adalah  lapisan pada amilum. Lamela terbentuk karena pemadatan molekul dan perbedaan kadar air pada awal pertumbuhan amilum. Pada butir kentang jangka waktu pembentukan lapisan-lapisan bergantung pada faktor-faktor endogen.
Amilum merupakan salah satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik yang ada di dalam plastida. Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilus/hilum, kemudian diikuti oleh pembentukan lamela yang semakin banyak. Kandungan amilum umbi kentang semakin meningkat dari minggu ke –13. Kandungan klorofil mengalami peningkatan maksimal pada usia 7 minggu setelah itu mengalami penurunan. Amilum pada kentang merupakan amilum setengah majemuk diadelf. Amilum setengah majemuk diadelf  adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hilum yang masing-masing dikelilingi lamela dan di luarnya dikelilingi lamela bersama.

Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang di khazanah ilmiah), istilah “pati” kerap dicampuradukkan dengan “tepung” serta “kanji“. “Pati” (bahasa Inggris starch) adalah penyusun (utama) tepung. Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung pati, karena ter-/dicampur dengan protein, pengawet, dan sebagainya. Tepung beras mengandung pati beras, protein, vitamin, dan lain-lain bahan yang terkandung pada butir beras. Orang bisa juga mendapatkan tepung yang merupakan campuran dua atau lebih pati. Kata ‘tepung lebih berkaitan dengan komoditas ekonomis. Kerancuan penyebutan pati dengan kanji tampaknya terjadi karena penerjemahan. Kata ‘to starch’ dari bahasa Inggris memang berarti ‘menganji’ (‘memberi kanji’) dalam bahasa Melayu/Indonesia, karena yang digunakan memang tepung kanji.
Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pati_%28polisakarida%29)
Kesimpulannya adalah amilum kentang bertipe eksentrik. Struktur anatomi amilum  selalu mengalami perkembangan dan kandungan amillum semakin meningkat serta kandungan klorofil maksimal pada umur 7 minggu.

Pengangkutan Zat Melalui Xylem


Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
1.Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
2.Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui :
            bulu akar --> epidermis  --> korteks  -->  endodermis -->  xylem.

 

Pengangkutan ekstravaskluler dibedakan : 
  • Transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
  • Transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
 
 


Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel. Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan membentuk suatu pembuluh. Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel memanjang dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah. Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong).

 Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh :
  • Daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
  • Daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7  -  2,0  atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya.
  • Daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
  • Pengaruh sel-sel yang hidup
Tumbuhan mengeluarkan cairan dari tubuhnya melalui 3 proses, yaitu  :
  • Transpirasi : adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Transpirasi dipengaruhi oleh :
Faktor luar, meliputi :
  1. Kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan melakukan gutasi
  2. Suhu udara : semakin tinggi suhu maka transpirasi semakin cepat.
  3. Intensitas cahaya : semakin banyak intensitas cahaya maka transpirasi semakin giat.
  4. Kecepatan angin : semakin kencang angin maka transpirasi semakin cepat.
  5. Kandungan air tanah
Faktor dalam, meliputi :
  • Ukuran (luas) daun
  • Tebal tipisnya daun
  • Ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun
  • Jumlah stomata
  • Jumlah bulu akar (trikoma)
·       Gutasi : adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium. Terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada tumbuhan famili Poaceae (padi, jagung, rumput, dll) 
·         Perdarahan : adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyadapan pohon karet dan pohon aren.

Cratoxylum formosum



Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Dialypetalae
Bangsa: Guttiferales/Clusiales
Famili: Guttiferae
Genus: Cratoxylum
Spesies: Cratoxylum formosum


Kegunaan: Kayu digunakan untuk pembinaan dalam bangunan.
http://asianplant.net/Hypericaceae/Cratoxylum_formosum.htm
Keterangan
Pokok jenis sub-kanopi ketinggian hingga 23 m dan berdiameter 39 sm. Batang pokoknya mengandungi susu getah (lateks) yang berwarna dari putih hingga ke kuning. Daunnya berpasangan, ringkas, mempunyai urat daun. Bunganya pula berdiameter 15 mm, merah muda-keunguan. Buahnya 15 mm panjang, berwarna hijau-kuning-coklat,; berkapsul dan akan pecah diisi dengan banyak biji ‘bersayap datar’.

 
Ekologi
Dalam ‘dipterocarp’ campuran tanpa terganggu, keranga, (gambut)-rawa, paya bakau dan hutan pantai hingga ketinggian 300 m. Sebahagian besar di halaman aluvial, tetapi juga di lereng bukit dan pergunungan. Di hutan sekunder biasanya hadir sebagai pohon sisa pra-gangguan.

Penyebaran
Kepulauan Andaman, Indo-China, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan (seluruh pulau), Filipina, Sulawesi.