Klasifikasi :
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Dialypetalae
Bangsa: Rosales
Famili: Rosaceae
Genus: Rosa
Spesies: Rosa
canina L.
DAUN (Folium)
Berdasarkan
pertumbuhan daunnya, Rosa canina tergolong pada tumbuhan yang berdaun tidak
lengkap, yaitu hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) saja, yang kemudian lazimnya disebut daun tidak bertangkai. Selain
itu, daun pada tanaman ini juga mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap
yaitu daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae
adnatae) seperti pada jenis mawar pada umunya. Rosa
canina termasuk dalam golongan daun majemuk menyirip gasal. Berikut ini adalah
keterangan mengenai bagian daun dengan lebih rinci : Tangkai daun(petiolus) :
tangkai daunnya setengah lingkaran dan sisi atasnya bergalur dangkal, berwarna
hijau dan ditutupi bulu-bulu halus berwarna putih bahkan ditumbuhi duri. Helaian
daun (lamina) : Sifat-sifat dari helaian daun sangat beragam, kondisi usia ari
tanaman juga mempengaruhi karakter helaian daun. Namun ada beberapa karakter
yang dapat dijadikan acuan, antara lain : Bangun daun
(circumscriptio): Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, daun pada Rosa
canina memiliki bagian yang terlebar pada bagian bawah tengah-tengah helaian
daun. Pangkal daunnya tidak bertoreh, dan bentuk bangunnya adalah bangun bulat
telur (ovatus).
Ujung daun (apex) : bentuk ujung daun pada Rosa canina runcing(acutus) yaitu pada kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip(lebih kecil dari 900). Pangkal daun (basis) : Pangkal daunnya tidak pernah bertemu namun terpisah oleh pangkal ibu tulang/ ujung tangkai daun. Pangkal daunnya membulat (rotudantus), yaitu pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur. Susunan tulang daun (nervatio atau venatio) : Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu: Ibu tulang(costa) : bentuknya simetrik. Tulang-tulang cabang : tulang cabangnya ada yang tingkat 1, yaitu tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang. Ada pula tulang cabang tingkat 2 yaitu tulang cabangnya berasal dari tulang cabang tingkat 1. Urat-urat daun : tulang cabang dapat mencapai daun. Melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun-daun, Rosa canina pertulangannya adalah bertulang menyirip (pennivernis), yaitu daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamakan pertulangan menyirip. Dari sinilah kita dapat tahu bahwa Rosa canina adalah tanaman dikotil sebab salah satu ciridari tanaman dikotil adalah pertulangan daunnya yang menyirip. Tepi daun (margo) : bergerigi(serratus), yaitu sinus dan angulus sama lancip. Tipe margo ini tergolong dalam tepi daun dengan toreh merdeka di mana bentuk torehnya tidak mempengaruhi bentuk. Daging daun (intervenium) : seperti kertas (papyraceus atau chartaceus) tipis namun cukup tegar. Keadaan permukaan daun : berbulu(pilosus), Warna daun : pada bagian atas berwarna hijau tua, pada bagian bawah juga berwarna hijau namun agak lebih muda. Susunan daun pada tanaman Rosa canina ini maka dapat digolongkan pada tanaman daun majemuk menyirip gasal (impapiripinnatus), sebab jika ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar-benar gasal pada anak daun yang berpasangan, sedagkan pada di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri (dengan ukuran yang lebih besar daripada yang lainnya).
BATANG (Caulis)
Batangnya
termasuk batang yang berkayu (lignosus) yaitu batangnya keras dan kuat, namun
bentuk dari tanaman ini adalh semak(frutices). Berikut ini adalah keterangan
lebih rinci mengenai batang: Bentuk batang : bentuk batangnya bulat (teres). Permukaan batang :
beralur(sulcatus), pada batang terdapat alur-alur yang jelas. Arah tumbuh
batang : memanjat (scandens) sebab batang dapat tumbuh ke atas dengan
menggunakan penunjang. Penunjang pada tanaman Rosa canina ini, adalah duri. Pertumbuhan
memanjat dari Rosa canina. Percabangan pada batang : tergolong ke dalam percabangan simpodial,
di mana batang pokok sukar ditemukan karena dalam perkembangan selanjutnya,
menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya. Arah tumbuh cabang : tegak (fastigiatus) sebab sudut antara batang dan cabang
amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit
serong ke atas, tetapi selanjutnya hamper sejajar dengan batang pokoknya. Warna batang : coklat
tua pada yang sudah tua.
BUAH (fructus)
Buahnya adalah
buah sejati, yaitu buah sejati ganda di mana terjadi dari satu bunga dengan
beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah
menjadi satu buah namun tetap berkumpul di sekitar tempat bunga itu tumbuh.
Berdasarkan sifat ini, maka buahnya tergolong dalam buah sejati kurung ganda,
yaitu dalam badan yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk
terdapat banyak buah-buah kurung. Buahnya tumbuh pada musim gugur. Buah Rosa canina yang kaya akan sumber vitamin C,
inset bunga sebelah atas kiri menunjukkan awal mula adanya buah tersebut.
BIJI (semen)
Pada bagian biji
ini terdapat bagian yang khas pada kulit biji(spermodemis), yaitu adanya bulu
(coma), maka pada pengkonsumsian buah ini harus berhati-hati karena adanya
bulu-bulu di sekitar bijinya, sebab dapat menyebabkan iritasi pada bagian
pencernaan. Pada bagian lembaga(embryo). Dilihat dari bijinya maka tanaman Rosa canina ini tergolong ke dalam tanaman dikotil.
BUNGA (flos)
Pada tanaman
ini, bunganya tergolong dalam bunga majemuk tak berbatas(inflorescentia
racemosa atau inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala),
sebab ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat
bercabang lagi atau tidak, dan susunannya “acropetal”(semakin muda semakin
dekat dengan ujung ibu tangkai) Dalam golongan ini, pertumbuhan bunganya
tergolong lagi ke dalam bentuk tandan (racemus atau botrys), sebab ibu
tangkainya bercabang dan cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada
ujungnya. Bunga Rosa canina ini tergolong bunga berkelamin dua(hermaphroditus)
dengan alat kelamin 2 yaitu putik(pistillum) dan benang sari (stamen). Bunganya
tergolong ke dalam bunga lengkap atau bunga sempurna karena terdiri atas lingkaran
daun-daun kelopak, lingkaran daun mahkota, lingkaran benang-benang sari dan
lingkaran daun-daun buah. Berdasarkan bidang simetri pada mahkota bunganya,
maka dapat pula dilihat pada gambar, bunga ini memiliki banyak bidang simetri
saja(polysimetris atau actinomorphus). Tajuk bunganya beraturan (regularis) dan
bentuknya adalah bintang(rotatus atau stellatus). Susunan benang sarinya tampak
seperti duduk di atas kelopak(calyciflorae).Berdasarkan jumlahnya, maka benang
sarinya masuk ke dalam golongan benang sari banyak. Putiknya merupakan putik
tunggal (simplex) putik hanya tersusun atas sehelai daun buah saja. Menurut
letaknya terhadap dasar bunga, maka bunga ini tergolong ke dalam bakal buah
bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus), seba letak bakal buahnya duduk
pada dasar bunga yang cekung, sehingga tempat duduknya bakal buah lebih rendah
daripada tepi dasar bunga, dan sebagian dinding bakal buah itu berlekatan
dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk piala.
AKAR (radix)
Akar pada
tanaman ini tergolong dalam sistem akar tunggang sebab akar lembaga tumbuh
terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil.
Akar tunggang yang terdapat pada tanaman ini adalah bentuk akar tunggang dengan
keadaan berbentuk sebagai tombak(fusiformis).
Anatomi:
Pada bagian
tanaman yaitu pada batang yang dipotong membujur, dinamai sebagai poros cincin
dan semi poros cincin. Pori-porinya dibatasi oleh jarak yang lumayan besar.
Parenkimanya apotracheal dan tersebar. Pada jaringan dasarnya cukup tebal.
Terdapat cambium dalam jumlah kecil namun pada deret yang cukup tebal. Jika dipotong
melintang, berbentuk piringan, terlihat bagian yang berbentuk spiral.
Mengandung kristal berbentuk prismatic di dalamnya. Terdapat trakeid namun
tidak ada libiform.
Jika dipotong secara tangensial, tampak ada 2 tipe yaitu sel berbentuk oval dan yang majemuk. Kandungan kimia dan fisiologi Tanaman ini melakukan sintesis C3 untuk membentuk glukosa. Diawali dengan fiksasi CO2, yaitu menggabungkan CO2 dengan sebuah molekul akseptor karbon. Akan tetapi di dalam sintesis C3, CO2 difiksasi ke gula berkarbon 5 yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim karboksilase RuBP (rubisko). Molekul berbentuk 6 yang tidak stabil dan segera terpisah menjadi 2 molekul yaitu fosfogliserat(PGA). Molekul PGA merupakan karbohidrat stabil berkarbon 3, yang pertama kali terbentuk, sehingga cara tersebut dinamakan sintesis C3 .Molekul PGA bukan molekul berenergi tinggi. Dua molekul PGA mengandungenergi yang lebih kecil dibandingkan denagn 1 molekul RuBP. Hal tersebut menjelaskan alas an fiksasi CO2 berlangsung secara spontan dan tidak memerlukan energi dari reaksi cahaya. Untuk mensintesis molekul berenergi tinggi energi dan electron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang dan digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehida (PGAL). Dua molekul PGAL dapat membentuk 1 molekul glukosa. Siklus Calvin telah lengkap bila pembentukan glukosa disertai dengan regenerasi RuBP. Satu molekul CO2 yang tercampur menjadi 6 molekul CO2. Ketika enam molekul CO2 bergabung dengan enam molekul RuBP dihasilkan satu glukosa dan 6 RuBP sehingga siklus dapat dimulai lagi.
Kegunaan:
Rosa canina
biasanya digunakan untuk obat diuretic yang aman bagi ginjal. Selain itu,
buahnya baik untuk mengobati penyakit pada ginjal dan radang kantung kemih,
flu,diare selain itu juga dapat digunakan untuk demam, astringen, tonik dan
pencita rasa pada teh. Sebagai tambahan, pada masa perang Dunia ke 2, buah Rosa canina menggantikan sumber vitamin C pada masa itu.