Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Umbelliflorae (Apiales)
Famili : Umbelliferae (Apiaceae)
Genus : Cuminum
Spesies : Cuminum cyminum L.
|
|
1. Nama tanaman
Nama jintan untuk tiap daerah di Indonesia adalah :
Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali);
Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura engkut, Jeura putih (Aceh),
Jinten pute (Bugis).
2. Morfologi Tanaman
Tanaman jintan putih merupakan
tanaman terna, tinggi 1,5-5 meter. Batang bergaris-garis dan tidak berbulu.
Berbentuk pita, panjang 3-10 cm. Bunga berbentuk payung, panjang mahkota bunga
1 mm, warna putih atau merah. Panjang buah 5 mm-7, dan lebar 3 mm. Tanaman ini
mempunyai batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan
putih mempunyai pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentuk daun jintan
putih tidak berwujud lembaran, tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek.
Warna dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran kecil berwarna kuning
tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang (Heyne, 1987).
3. Habitat dan
Penyebaran
Jintan putih dapat tumbuh dengan baik
di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di daerah India utara dekat
kaki pegunungan Himalaya, selain itu juga terdapat banyak di Meksiko, dan
Thailand. Di Indonesia meskipun dapat tumbuh, pada umumnya kurang baik
(Ipteknet, 2005).
4. Kandungan Kimia
Tanaman ini mengandung minyak atsiri, luteolin, apigenin, minyak lemak,
hans, dan zat samak. Biji jintan putih mengandung unsur minyak menguap
(terbang) sebanyak kurang dari 8 %. Komponen utama dalam minyak menguap adalah cuminal dan safranal
(sejumlah 32% dan 24%). Komponen lain yang berisi lebih dari 1 % adalah
monoterpen, sesquiterpen, aldehid
aromatik dan oksida aromatik. Komponen lain yang jumlahnya kecil adalah terpen, terpenol, terpenal, terpenon, ester
terpen, dan komponen aromatic (Sahelian, 2005).
Komponen yang diduga mempunyai aktivitas antikarsinogenik dari Cuminum Cyminum L.sesquiterpen
(Takayanagi et al., 2003). Bentuk senyawa tersebut adalah glikosida yang
mempunyai karakter dapat larut di dalam pelarut yang relatif polar salah
satunya adalah etanol. Oleh karena itu proses ekstraksi dengan pelarut etanol
dapat melarutkan senyawa glikosida dari biji jintan putih. salah satunya adalah
senyawa glikosida lakton.
5. Penelitian
Berdasarkan hasil-hasil pengujian secara praklinis, dapat disimpulkan bahwa Cuminum
Cyminum L. memiliki sifat sebagai antibakteri,
antikarsinogenik, antigenotoksik, antihiperglikemia, antimikrobia, antioksidan,
antispasme, karminatif, digestif, larvasidal (Takayanagi et al., 2003).
Sebuah penelitian membuktikan bahwa biji Cuminum
Cyminum L. dapat
menghambat pertumbuhan tumor lambung dan tumor leher rahim pada tikus akibat
pemberian Benzo[a]piren (Gagandep et al.,
2003). Dalam penelitian tersebut, Cuminum
Cyminum L. diberikan
kepada hewan uji yang sebelumnya telah diinduksi kanker dengan B[a]P dalam
bentuk biji utuh dalam makanan hewan uji. Mekanisme penghambatan pertumbuhan
tumor oleh biji Cuminum
Cyminum L. menurut
penelitian tersebut adalah melalui penginduksian enzim-enzim yang terlibat
dalam proses metabolisme fase I dan fase II, diantaranya adalah cytochrom p450,
Glutation-S-transferase, dan cytochrome b5, serta beberapa enzim katalase
(Gagandep et al., 2003).
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Nalini (1998), dibuktikan bahwa cumin
mampu melindungi kolon dari senyawa karsinogen 1,2-dimetil hidrasin (DMH). DMH
menyebabkan peningkatan aktivitas beta glukoronidase, yang diikuti oleh
peningkatan proses hidrolisis konjugat glukoronida. Akibatnya dapat memicu
pelepasan toksin. Cumin
mampu menurunkan aktivitas beta glukoronidase, sehingga mampu mencegah
pelepasan toksin yang juga terekspresi pada beberapa jenis kanker.
Daftar pustaka
Gagandeep, Dhanalakshmi S, Mendiz E, Rao AR, Kale RK, 2003,
Chemopreventive effects of Cuminum cyminum in chemically induced forestomach
and uterine cervix tumors in murine model systems, Nutr Cancer;47(2):171-80
Heyne, K., 1987, Tanaman Berguna Indonesia, jilid II, cetakan
pertama, 1073-1074, diterjemahkan oleh Badan Litbang Departemen Kehutanan,
Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
Nalini, Sabitha, Viswanathan, Menon, 1998, Influence of Spices
on the Bacterial (Enzyme) Activity in Experimental Colon Cancer, J Ethnopharmacol, 62(1): 15-24.
Sahelian, R., M.D.,2005, Cumin, diambil dari
http://www.raysahelian.com/cumin.html, diakses September 2005
Takayanagi T, Ishikawa T, Kitajima J, 2003, Sesquiterpene
lactone glucosides and alkyl glycosides from the fruit of cumin,
Phytochemistry, 63(4):479-84
Tidak ada komentar:
Posting Komentar