Tampilkan postingan dengan label Famili Sapotaceae. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Famili Sapotaceae. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Maret 2017

outeria caimito Radlk. (Sawo Australia)




Klasifikasi:
Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotiledoneae

Sub Class : Sympetalae

Ordo : Ebenales

Family : Sapotaceae

Genus  : Pouteria

Spesies : Pouteria caimito Radlk.

Deskripsi
Abiu atau sering disebut juga sawo australia yang termasuk dalam keluarga Sapotaceae. Kenapa disebut juga Sawo Australia padahal daerah asalnya adalah dari belahan Benua Amerika selatan (Brazil, Veneuzela, Peru, Columbia dsb), hal ini dikarenakan banyak dikembangkan dan dibudidayakan serta menyebar di/dari Australia. Abiu biasanya dapat tumbuh mencapai ketinggian 10 meter dan bisa tumbuh mencapai 30 meter dalam lingkungan dan kondisi yang baik. Tanaman bergetah yang berwarna putih atau kemerahan yang muncul dari batang kulit yang terluka. Bentuk daunnya sangat bervariasi bentuknya, biasanya panjang, lonjong (10-20 cm) lebar 3-6 cm. Bunganya muncul bisa tunggal maupun berkelompok berwarna putih atau kehijauan (4-8 mm). Setelah itu (1-2 bulan) berubah menjadi buah muda hijau yang berbulu halus dengan bentuk bulat telur dan berubah seiring waktu menjadi matang dengan kulit halus berwarna kuning dan berbau harum. Tekstur buah, berwarna keputihan, kenyal seperti jeli atau kelapa muda, dengan rasa manis segar seperti karamel atau susu. Memiliki biji antara 2- 5 biji berwarna coklat kehitaman.


Asal dan Distribusi
Abiu adalah penghuni dari hulu Amazon Brasil. Tumbuh liar di lereng timur lebih rendah di Andes dari Venezuela barat daya ke Peru, Ecuador, Colombia, Trinidad. Pada tahun 1914, mulai masuk ke Amerika Derikat. Setelah itu, mulai menyebar ke negara lain, khususnya masuk ke Australia dan disana dikembangkan dan dibudidayakan yang kemudian menyebar lebih luas lagi ke negara-negara lain.

Varietas
Ada beberapa varietas dan bentuk dari abiu ini. Baik itu ukuran buah, daun, rasa dan tekstur buah. Ada yang memiliki daging lembut dan dengan rasa agak tawar ada juga yang berasa sangat manis. Di sepanjang aliran sungai Putamayo Colombia, ada jenis yang dalam umur 4 tahun baru berbuah dengan bentuk buah bulat dan besar dan ada juga varietas yang tumbuh di sepanjang sungai daerah Inirida, di Vaupés, Kolombia,  ada tipe yang dalam satu tahun dari biji sudah berbuah, tetapi buahnya berukuran kecil dengan tekstur agak lembek.

Syarat tumbuh
Tanaman abiu ini tumbuh baik di daerah tropis atau sub-tropis dalam iklim hangat dan lembab sepanjang tahun. Meskipun dalam beberapa tempat ada yang bisa tumbuh di daerah agak dingin seperti di Rio de Janeiro (Brazil).

Sedangkan di daerah Peru tidak ditemukan pohon ini di ketinggian diatas 650 m dpl ( 2000 feet),  dan di Kolombia, bisa ditemukan tumbuh hingga ketinggian 1.900 m dpl (6000 feet). Tanaman ini secara alamiah cocok untuk tanah yang subur,  gembur dan agak basah.

Musim Panen
Pohon abiu biasanya berbuah (panen) antara bulan Februari sampai dengan April. Sedangkan di beberapa negara ada yang berbuah dari bulan September sampai Maret seperti di Brazil dan Amerika Serikat. Untuk keperluan komersil, buah bisa di distribusikan sebelum matang pohon untuk memperpanjang masa simpan dan ketahanan buah pada saat didistribusikan.

Budidaya
Benih/biji dicuci dan dikeringkan ditempat teduh (diangin-anginkan), kemudian disemai kedalam wadah/persemaian yg sudah dipersiapkan sebelumnya (campuran tanah dan kompos/kohe dengan perbandingan 1 : 1 atau media lainnya) dengan cara di benamkan ke dalam lubang sekitar 2-5 cm dari permukaan tanah/media. Biji akan berkecambah dalam waktu 15 sampai 20 hari. Pada saat bibit mencapai ukuran 8-10 cm dilakukan seleksi, bibit yang pertumbuhannya kurang bagus dan kerdil dapat disingkirkan agar tidak menghambat pertumbuhan bibit lainnya kemudian pada umur tersebut, bibit bisa dipindahkan ke dalam polybag apabila awal persemaiannya tidak dalam dalam kontainer polybag lalu dipelihara sampai bibit mencapai ukuran 30-40 cm. Pada ukuran ini, bibit bisa dipindahkan untuk ditanam di tanah atau di pot. Selama itu, bibit dirawat dengan pemberian nutrisi dan pupuk dan dilakukan pemangkasan pada saat bibit mencapai umur kurang lebih 1 tahun. Pada umur 2-3 tahun setelah tanam dari biji, tanaman abiu mulai belajar berbungan dan berbuah.

Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang tanaman ini biasanya serangga yang menyerang buah atau dikenal dengan lalat buah. Untuk mencegahnya, buah bisa dibungkus pada saat masih muda (berwarna hijau) atau bisa juga dengan memakai perangkap serangga yang bisa didapat di toko pertanian.

Manfaat
Sebelum makan buah ini, agak memperhatikan getah yang muncul di kulit buah yang bisa menempel dibibir pada saat anda memakan buah ini. Karenanya disarankan untuk mengolesi bibir dengan minyak atau pelembab supaya getahnya tidak menempel atau bisa juga dimakan dengan menggunakan sendok.Buah abiu bisa dibuat es buah atau eskrim sebagai campurannya.
Batangnya yang berkayu dengan spesifikasi: kayu padat dan berat, keras, dapat digunakan untuk bahan bangunan dan konstruksi.
Di Brasil, buah ini dimanfaatkan juga untuk obat tradisional/herbal untuk mengobati dan meringankan batuk, bronchitis dan keluhan paru lainnya. Getahnya dapat dimanfaatkan untuk obat cacing, pembersih yang diaplikasikan pada luka dan bengkak.
Sumber:https://sogolagro.wordpress.com/2011/03/21/


Senin, 13 Maret 2017

Pouteria caimito Radlk. (Abiu/Sawo Australia)




Klasifikasi:

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotiledoneae

Sub Class : Sympetalae

Ordo : Ebenales

Family : Sapotaceae

Genus  : Pouteria

Spesies : Pouteria caimito Radlk.




Deskripsi

Abiu atau sering disebut juga sawo australia yang termasuk dalam keluarga Sapotaceae. Kenapa disebut juga Sawo Australia padahal daerah asalnya adalah dari belahan Benua Amerika selatan (Brazil, Veneuzela, Peru, Columbia dsb), hal ini dikarenakan banyak dikembangkan dan dibudidayakan serta menyebar di/dari Australia. Abiu biasanya dapat tumbuh mencapai ketinggian 10 meter dan bisa tumbuh mencapai 30 meter dalam lingkungan dan kondisi yang baik. Tanaman bergetah yang berwarna putih atau kemerahan yang muncul dari batang kulit yang terluka. Bentuk daunnya sangat bervariasi bentuknya, biasanya panjang, lonjong (10-20 cm) lebar 3-6 cm. Bunganya muncul bisa tunggal maupun berkelompok berwarna putih atau kehijauan (4-8 mm). Setelah itu (1-2 bulan) berubah menjadi buah muda hijau yang berbulu halus dengan bentuk bulat telur dan berubah seiring waktu menjadi matang dengan kulit halus berwarna kuning dan berbau harum. Tekstur buah, berwarna keputihan, kenyal seperti jeli atau kelapa muda, dengan rasa manis segar seperti karamel atau susu. Memiliki biji antara 2- 5 biji berwarna coklat kehitaman.



Asal dan Distribusi

Abiu adalah penghuni dari hulu Amazon Brasil. Tumbuh liar di lereng timur lebih rendah di Andes dari Venezuela barat daya ke Peru, Ecuador, Colombia, Trinidad. Pada tahun 1914, mulai masuk ke Amerika Derikat. Setelah itu, mulai menyebar ke negara lain, khususnya masuk ke Australia dan disana dikembangkan dan dibudidayakan yang kemudian menyebar lebih luas lagi ke negara-negara lain.



Varietas
Ada beberapa varietas dan bentuk dari abiu ini. Baik itu ukuran buah, daun, rasa dan tekstur buah. Ada yang memiliki daging lembut dan dengan rasa agak tawar ada juga yang berasa sangat manis. Di sepanjang aliran sungai Putamayo Colombia, ada jenis yang dalam umur 4 tahun baru berbuah dengan bentuk buah bulat dan besar dan ada juga varietas yang tumbuh di sepanjang sungai daerah Inirida, di Vaupés, Kolombia,  ada tipe yang dalam satu tahun dari biji sudah berbuah, tetapi buahnya berukuran kecil dengan tekstur agak lembek.



Syarat tumbuh

Tanaman abiu ini tumbuh baik di daerah tropis atau sub-tropis dalam iklim hangat dan lembab sepanjang tahun. Meskipun dalam beberapa tempat ada yang bisa tumbuh di daerah agak dingin seperti di Rio de Janeiro (Brazil).

Sedangkan di daerah Peru tidak ditemukan pohon ini di ketinggian diatas 650 m dpl ( 2000 feet),  dan di Kolombia, bisa ditemukan tumbuh hingga ketinggian 1.900 m dpl (6000 feet). Tanaman ini secara alamiah cocok untuk tanah yang subur,  gembur dan agak basah.



Musim Panen

Pohon abiu biasanya berbuah (panen) antara bulan Februari sampai dengan April. Sedangkan di beberapa negara ada yang berbuah dari bulan September sampai Maret seperti di Brazil dan Amerika Serikat. Untuk keperluan komersil, buah bisa di distribusikan sebelum matang pohon untuk memperpanjang masa simpan dan ketahanan buah pada saat didistribusikan.



Budidaya
Benih/biji dicuci dan dikeringkan ditempat teduh (diangin-anginkan), kemudian disemai kedalam wadah/persemaian yg sudah dipersiapkan sebelumnya (campuran tanah dan kompos/kohe dengan perbandingan 1 : 1 atau media lainnya) dengan cara di benamkan ke dalam lubang sekitar 2-5 cm dari permukaan tanah/media. Biji akan berkecambah dalam waktu 15 sampai 20 hari. Pada saat bibit mencapai ukuran 8-10 cm dilakukan seleksi, bibit yang pertumbuhannya kurang bagus dan kerdil dapat disingkirkan agar tidak menghambat pertumbuhan bibit lainnya kemudian pada umur tersebut, bibit bisa dipindahkan ke dalam polybag apabila awal persemaiannya tidak dalam dalam kontainer polybag lalu dipelihara sampai bibit mencapai ukuran 30-40 cm. Pada ukuran ini, bibit bisa dipindahkan untuk ditanam di tanah atau di pot. Selama itu, bibit dirawat dengan pemberian nutrisi dan pupuk dan dilakukan pemangkasan pada saat bibit mencapai umur kurang lebih 1 tahun. Pada umur 2-3 tahun setelah tanam dari biji, tanaman abiu mulai belajar berbungan dan berbuah.



Hama dan Penyakit

Hama yang menyerang tanaman ini biasanya serangga yang menyerang buah atau dikenal dengan lalat buah. Untuk mencegahnya, buah bisa dibungkus pada saat masih muda (berwarna hijau) atau bisa juga dengan memakai perangkap serangga yang bisa didapat di toko pertanian.



Manfaat
Sebelum makan buah ini, agak memperhatikan getah yang muncul di kulit buah yang bisa menempel dibibir pada saat anda memakan buah ini. Karenanya disarankan untuk mengolesi bibir dengan minyak atau pelembab supaya getahnya tidak menempel atau bisa juga dimakan dengan menggunakan sendok.Buah abiu bisa dibuat es buah atau eskrim sebagai campurannya.

Batangnya yang berkayu dengan spesifikasi: kayu padat dan berat, keras, dapat digunakan untuk bahan bangunan dan konstruksi.
Di Brasil, buah ini dimanfaatkan juga untuk obat tradisional/herbal untuk mengobati dan meringankan batuk, bronchitis dan keluhan paru lainnya. Getahnya dapat dimanfaatkan untuk obat cacing, pembersih yang diaplikasikan pada luka dan bengkak.
Sumber:https://sogolagro.wordpress.com/2011/03/21/


Kamis, 24 Maret 2016

Chrysophyllum cainito



Klasifikasi :

Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Chrysophyllum
Spesies : Chrysophyllum cainito


Deskripsi:

Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 15 - 20 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, permukaan kasar. Daun tunggal, warna permukaan atas hijau - bawah cokelat, panjang 9 - 14 cm, lebar 3 - 5 cm, helaian daun agak tebal, kaku, bentuk lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), tidak pernah meluruh Bunga Buah buni (bacca), bulat, warna hijau keputih-putihan, dengan biji hitam, pipih, panjang sekitar 1 cm, berkeping dua Perbanyaan Generatif (biji).

Sawo duren (Chrysophyllum cainito) atau dalam bahasa inggris disebut caimito atau star apple. Diberi nama sawo duren mungkin karena merupakan buah dari keluarga sawo-sawoan (Sapotaceae) namun pohonnya terlihat seperti pohon duren terutama daunnya. Pohon ini memiliki daun tunggal berwarna coklat-keemasan (chrysophyllum berarti daun yang berwarna keemasan), karena bulu-bulu halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun dan ranting; permukaan atasnya lekas gundul dan berwarna hijau cerah. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik, 3-6 x 5-16 cm, seperti kulit, bertangkai 0,6-1,7 cm panjangnya.

Buah ini juga dikenal dengan nama sawo apel, sawo ijo atau apel ijo (Jw.), sawo hejo (Sunda.), sawo kadu (Banten), dan kenitu atau manécu (Jatim). Sawo duren umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, rasanya manis, namun getahnya cukup banyak. Pohon sawo duren berbuah setelah berumur 5-6 tahun, dan biasanya musim puncak buah itu di Jawa terjadi pada musim kemarau seperti saat ini (Juli 2012).

Ternyata pohon sawo duren juga bermanfaatsebagai obat, rebusan daunnya dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Sedangkan pepagannya (kulit kayu) dapat dijadikan obat kuat dan obat batuk.
Sawo duren berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat. Pohon sawo duren di Indonesia banyak ditanam sebagai tanaman penghijauan di pinggir jalan maupun komplek perkantoran hingga kampus seperti yang terdapat di kampus IPB Dramaga dan UI Depok. Kayunya cukup baik sebagai bahan bangunan dan cabang-cabangnya yang tua dimanfaatkan untuk menumbuhkan anggrek.

Kamis, 18 Oktober 2012

Chrysophyllum cainito (Sawo duren)

Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Sympetalae
Bangsa: Ebenales
Famili: Sapotaceae
Genus: Chrysophyllum
Spesies: Chrysophyllum cainito


Sawo duren disebut neesbery adalah nama sejenis buah dari suku sawo-sawoan (Sapotaceae). Buah ini juga dikenal dengan nama sawo apel, sawo ijo atau apel ijo (Jw.), sawo hejo (Sd.), sawo kadu (Banten), dan kenitu atau manécu (Jatim).

Dalam pelbagai bahasa asing seperti di Filipina dengan sebutan cainito, Inggris dengan sebutan caimito dan star apple, Thailand dengan sebutan Sataa appoen serta Malaysia dengan sebutan sawu duren dan pepulut buah ini dikenal pula dengan pelbagai nama lain seperti chicle durian, , sterappel, golden leaf tree, abiaba, pomme de lait, estrella, aguay dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Chrysophyllum cainito.

·         Asal-Usul dan Penyebaran

Sawo duren berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat. Karena manfaatnya, kini sawo duren telah menyebar ke seluruh daerah tropis. Di Asia Tenggara, sawo duren banyak ditanam di Filipina, Thailand dan Indocina bagian selatan.

·         Deskripsi

Tumbuhan daerah tropis yang berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 15 - 20 dapat mencapai ketinggian tidak melebihi 30 m yang selalu hijau dan tumbuh cepat, berakar tunggang. dengan batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, abu-abu gelap sampai keputihan, permukaan kasar berdaun tunggal, warna permukaan atas hijau - bawah cokelat, panjang 9 - 14 cm, lebar 3 - 5 cm, helaian daun agak tebal, kaku, bentuk lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), tidak pernah meluruh Bunga Buah buni (bacca), bulat, warna hijau keputih-putihan, dengan biji hitam, pipih, panjang sekitar 1 cm, berkeping dua Perbanyaan Generatif (biji) dengan banyak bagian pohon yang mengeluarkan lateks, getah putih yang pekat, apabila dilukai.
Daun tunggal berwarna coklat-keemasan (chrysophyllum berarti daun yang berwarna keemasan), karena bulu-bulu halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun dan di rerantingan; permukaan atasnya lekas gundul dan berwarna hijau cerah. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik, 3-6 x 5-16 cm, seperti kulit, bertangkai 0,6-1,7 cm panjangnya.
Perbungaan terletak di ketiak daun, berupa kelompok 5-35 kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, harum manis. Kelopak 5 helai, bundar sampai bundar telur; mahkota bentuk tabung bercuping 5, bundar telur, panjang sampai 4 mm.
Buah buni berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, berdiameter 5-10 cm, dengan kulit buah licin mengkilap, coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit agak tebal, liat, banyak mengandung lateks dan tak dapat dimakan. Daging buah putih atau keunguan, lembut dan banyak mengandung sari buah, manis, membungkus endokarp berwarna putih yang terdiri dari 4-11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika dipotong melintang. Biji 3-10 butir, pipih agak bulat telur, coklat muda sampai hitam keunguan, keras berkilap.

·         Kegunaan

Sawo duren umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, meski juga dapat digunakan sebagai bahan baku es krim atau serbat (sherbet). Pohon sawo duren menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun, dan biasanya musim puncak buah itu di Jawa pada musim kemarau. Di samping itu, banyak bagian pohon yang berkhasiat obat; misalnya kulit kayunya, getah, buah dan biji. Rebusan daunnya dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari pepagannya (kulit kayu) dihasilkan obat kuat dan obat batuk. Pohonnya kerap digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Kayunya cukup baik sebagai bahan bangunan. Dan cabang-cabangnya yang tua dimanfaatkan untuk menumbuhkan anggrek.

        Hama dan penyakit

a.     Hama

  1. Lalat buah (Dacus sp), Gejala terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam atau cokelat pada permukaan kulit, tetapi dagin buah sudah membusuk. Cara pengendaliannya (1) membersihkan (sanitasi) sisa-sisa tanaman di sekitar tanaman dan kebun; (2) membungkus buah sejak stadium muda; (3) memasang perangkap lalat buah yang mengandung bahan metyl eugenol, misalnya M-Atraktan, dalam botol plastik bekas; (4) menyemprotkan perangkap lalat buah, seperti Promar yang dicampur dengan insektisida kontak atau sistemik; (5) menginfus akar tanaman dengan larutan insektisida sistemik, seperti Tamaron, dengan konsentrasi 3-5% pada fase sebelum berbunga; (6) menyemprot tanaman dengan insektisida kontak, seperti Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air.
  2. Kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan Kutu cokelat (Saissetia nigra) yang menyerang ranting muda dan daun tanaman sawo dengan cara menghisap cairan yang terdapat di dalamnya. Selain menghisap cairan, kutu-kutu ini juga menghasilkan embun madu yang dapat mengundang kehadiran cendawan jelaga. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida, seperti Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air yang disemprotkan langsung ke kutu-kutu tersebut.

b.     Penyakit

  1. Jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmonocolor. Spora dari jamur ini menular kemana-mana oleh hembusan angin. Gejala: (1) Stadium rumah laba-laba, yaitu ditandai dengan munculnya meselium tipis berwarna mengkilat seperti sutera atau perak. pada stadium ini jamur belum masuk ke dalam kulit tanaman sawo; (2) Stadium bongkol, yaitu stadium dimana jamur membentuk gumpalan-gumpalan hifa di depan lentisel; (3) Stadium corticium, yaitu stadium dimana jamur membentuk kerak berwarna merah muda yang berangsur-angsur berubah menjadi lebih muda lalu menjadi putih. Kerak yang terbentuk terdiri dari lapisan basidium yang pada setiap basidiumnya terdapat basidiospora. Kulit tanaman sawo yang terdapat di bawah kerak tersebut akhirnya busuk; (4) Stadium necator, yaitu stadium dimana jamur membentuk banyak piknidium yang berwarna merah. Piknidium ini terdapat pada sisi cabang atau ranting yang lebih kering. Cara pengendaliannya (1) Pada stadium laba-laba, penyakit ini dapat diatasi dengan cara menggosok tempat yang terserang jamur sampai hilang. Bekas luka gosokan diolesi dengan cat meni, ter, atau carbolineum; (2) Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga berkadar tinggi seperti Cupravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk menghindari munculnya serangan lagi; (3) Pemotongan pada bagian tanaman yang terserang apabila jamur sudah mencapai stadium bongkol, corticium, atau necator. Pemotongan dilakukan pada bagian yang sehat jauh dari batas bagian yang sakit. Bagian yang dipotong kemudian diolesi dengan fungisida dan dibakar.
  2. Jamur jelaga disebabkan oleh jamur Capnodium sp Gejala penerangan jamur ini berupa warna hitam seperti beludru yang menutupi permukaan daun sawo. Serangan lebih lanjut dapat menutupi seluruh daun dan ranting tanaman sawo.Jika serangan jamur ini berjumlah banyak, proses fotosintesa tanaman sawo akan terganggu sehingga pertumbuhan terhambat. Serangan yang terjadi pada saat tanaman berbunga dapat mengakibatkan buah yang terbentuk hanya sedikit. Jika yang terserang adalah buah, dapat menyebabkan kerontokan atau berkurangnya kualitas buah. Cara pengendaliannya (1) melenyapkan serangga yang menghasilkan embun madu terlebih dahulu dengan insektisida; (2) dilakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Antracol 70 WP dengan dosis 2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air.
  3. Busuk buah disebabkan oleh jamur Phytopthora palmivora Butl, Gejala mula-mula kulit buah berbercak-bercak kecil berwarna hitam atau cokelat, kemudian melebar dan menyatu secara tidak beraturan, daging buah membusuk dan berair, serta kadang-kadang buah berjatuhan (gugur). Cara pengendaliannya (1) dengan cara pemotongan buah yang sakit berat, pengumpulan dan pemusnahan buah yang terserang; (2) penyemprotan fungisida, seperti Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8 gr – 2,4 gram/liter air.
  4. Hawar benang putih disebabkan oleh jamur Marasmius scandens Mass, yang tumbuh pada permukaan batang dan cabang tanaman sawo. Gejala: daun-daun mengering dan berguguran. Pada ranting yang mengering terdapat benang-benang jamur berwarna putih. Cara pengendaliannya (1) dengan cara mengurangi kelembaban kebun, memotong bagian tanaman yang sakit berat; (2) mengoleskan atau menyemprotkan fungisida, seperti Benlate dengan dosis 2 gr/1 air.