Tampilkan postingan dengan label Famili Zingiberaceae. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Famili Zingiberaceae. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Juli 2013

Costus pulverulentus



Klasifikasi :

Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales (Scitamineae)
Famili : Zingiberaceae
Genus : Costus
Spesies :
Costus pulverulentus



Sabtu, 23 Juni 2012

Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak)

 
Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Zingiberales/Scitamineae
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: Curcuma xanthorrhiza Roxb.

Deskripsi:
Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini sebagai tanaman obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman Temulawak banyak tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik Temulawak tumbuh sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian 750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12 bulan dengan ciri-ciri daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh di pangkal batang berwarna kuning gelap atau coklat muda dengan diameter panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan sedikit pahit agak pedas. temulawak sudah lama digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh. Dengan banyak manfaat yang nyata secara medis tersebut maka pemerintah mencanangkan “Gerakan Minum Temulawak” sejak 2 tahun yang lalu.


Rabu, 21 Desember 2011

Kunyit (Curcuma domestica Val.)


Nama umum :
Indonesia:
Kunyit, koneng (Sunda), kunir (Jawa)
Inggris:
Curcuma, indian saffron, yellow ginger
Melayu:
Kunyit
Vietnam:
Khuong hoang, nghe
Thailand:
Kha min
Pilipina:
Dilaw
Cina:
yu jin, jiang huang
Jepang:
Taamerikku, ukon

Gambar : Tanaman Kunyit

 Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales (Scitamineae)
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : - Curcuma longa L.  
                - Curcuma domestica Val.


Kunir, kunyit, temulawak (Curcuma longa Linn. sinonim : Curcuma domestica Val.) termasuk Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean atau Zingiberaceae. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara Asia. 

Kunyit sering digunakan dalam masakan sejenis gulai, dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan. Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90. Penggunaan : Umbi akar yang berumur lebih dari satu tahun dipakai sebagai ubat (umbi akar bersifat mendinginkan, membersihkan, mempengaruhi bagian perut Khususnya pada lambung , merangsang, melepaskan lebihan gas di usus, menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah) selain dari itu juga digunakan sebagai bahan dalam masakan. 

Kunyit juga digunakan sebagai obat anti gatal dan anti kejang serta mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut. Kunyit dikonsumsi dalam bentuk perasan yang disebut filtrat, juga diminum sebagai ekstrak atau diguna sebagai salap untuk mengubati bengkak. Kunyit juga berkhasiat untuk menyembuhkan hidung yang tersumbat, caranya dengan membakar kunyit dan menghirupnya

Kunyit bisa dipakai untuk menyembuhkan beberapa hal yang berkaitan dengan penyimpangan pada kerja ginjal, terutama pada bebrapa kasus-kasus yang ditandai dengan bau badan yang tidak sedap dan mata yang tidak tahan terhadap sinar, penggunaan kunyit adalah sangat effektif, yaitu dengan meminum segelas juice kunyit (dibuang ampasnya), selama 2 minggu berturut-turut.

Cara sederhana adalah: 1. Ambil segenggam kunyit, lalu kupas 2. Parut atau juice dengan blender (biasa ditambahkan air secukupnya) 3. Didihkan 2-3 kali (biasa ditandai dengan pemuaian) 4. Tambahkan garam sedikit (seujung sendok) 5. Saring/Peras 6. Tuangkan perasan jeruk nipis (1 - 3 biji, sesuai selera) 7. Tambahkan gula atau madu 8. Minum (lebih baik dalam keadaan hangat)
Sebaiknya tidak minum selepas jam 5 sore.

Ini juga sangat effektif untuk menyembuhkan flu/demam pada ibu-ibu yang hamil (tidak perlu dilakukan setiap hari; biasanya 1-2 hari sudah bisa sembuh), sehingga terhindar dari penggunaan obat-obatan kimia yang bisa berbahaya terhadap janin yang dikandungnya.

Bila dikonsumsi oleh para ibu hamil, dipercaya bayi yang lahir akan bersih dari lemak-lemak yang seringkali menempel/menutupi seluruh badan bayi.

Penggunaan kunyit instant, sebaiknya tidak dilakukan untuk pengobatan (khususnya untuk ibu-ibu hamil), karena ada kandungan-kandungan lain yang mungkin bisa berbahaya bagi kandungan.

Dalam artikel berjudul “Kunyit Antibakteri dan Obat Masa Depan” di Kompas Cyber Media, rubrik Ilmu Pengetahuan edisi Sabtu, 27 April 2002, telah dijelaskan beberapa komposisi utama penyusun kunyit yaitu minyak atsiri, furmerol, sineol, zingiberin, borneol, karvon, dan kurkumin. Ternyata seperti dugaan para ahli sebelumnya, kurkuminlah (senyawa fenolik alam), yang memiliki potensi dalam pengobatan kanker. Penelitiannya sendiri melibatkan proses pengujian atau dikenal sebagai ‘screening process ̄ terhadap kurang lebih 3000 jenis senyawa yang diperkirakan aktif menghambat pertumbuhan sel kanker dan akhirnya diperoleh fakta bahwa senyawa kurkumin memiliki aktivitas kemopreventif. Kurkumin adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit (Curcuma longa). Senyawa tersebut memiliki 2 gugus vinilguaiacol yang saling dihubungkan dengan rantai alfa beta diketon.

Penemuan tentang kehebatan kurkumin ini tak lepas dari semakin majunya pemahaman dunia medis tentang mekanisme pertumbuhan sel kanker. Walaupun sejak awal 1990-an telah diketahui bahwa kurkumin memang memperlambat pertumbuhan sel kanker baru, namun masih sedikit informasi tentang perannya dalam memerangi kanker. Ternyata dari hasil penelitian terakhir bisa sedikit terkuak proses kurkumin menahan kanker, yaitu dengan menghambat laju pertumbuhan pembuluh darah baru. Pada penderita kanker, umumya diawali dengan proses menjalarnya sel kanker melalui pembuluh darah (metastasis) dan tumbuh disembarang jaringan menjadi tumor. Seiring dengan itu, terjadi pula pertumbuhan pembuluh darah baru (angiogenesis) menyebar ke arah berkembangnya tumor. Angiogenesis ini diperlukan oleh sel tumor sebagai saluran penyedia nutrien, oksigen dan sirkulasi kotoran agar dapat terus tumbuh dan menyebar.

 Mekanisme Kerja Kurkumin



Mekanisme kerja kurkumin sesungguhnya masih belum bisa dijelaskan tapi rupanya dia dapat terikat dengan enzim aminopeptidase N, (APN) dan menghambat aktivitas enzimatiknya. APN adalah suatu enzim yang terdapat pada jaringan membran di dalam tubuh (dikenal sebagai zinc-dependent metalloproteinase) dan bertanggung jawab terhadap angiogenesis dan pertumbuhan tumor. APN tersebut yang berfungsi membongkar protein pada permukaan sel jaringan tubuh sehingga sel kanker dapat mengambil alih kedudukan sel jaringan tadi dan tumbuh tak terkendali. Dugaan sementara, kemungkinan besar ikatan tak jenuh (ikatan rangkap), alfa dan beta di sekitar gugus keton pada kurkumin membentuk ikatan kovalen dengan dua nukleofil asam amino yang terdapat pada situs aktif APN dan mampu menghambat (inhibit) aktivitasnya secara tak-dapat balik (irreversible).
Sekarang ini bahkan senyawa kurkumin telah masuk fase pertama uji coba klinis untuk menahan kanker usus besar. Walaupun hasil penelitian ini juga menginpirasi kalangan ilmuwan untuk meniru atau memodifikasi sruktur kurkumin, namun kelebihan senyawa kurkumin hasil isolasi dari kunyit adalah sifatnya yang alami dan kemungkinan hanya sedikit memberikan efek samping terhadap penderita kanker.

Prospek di Indonesia
Melihat hasil yang menggembirakan dari hasil penelitian di atas tentunya kita tidak boleh tinggal diam. Apalagi Indonesia memiliki variasi tumbuhan kunyit lebih banyak dan merupakan salah satu penghasil kunyit terbesar di dunia (produksi kurang lebih 12 ton/ha). Jika sekarang negara-negara penguasa iptek tengah gencar mempatenkan banyak plasma nutfah yang berasal dari negara-negara tropik semacam Indonesia, maka kini saatnya kita melakukan tindakan pencegahan. Tentunya dukungan dari pemerintah dan gairah penelitian khususnya tentang bahan alam sangat besar peranannya dalam hal ini.

Deskripsi Singkat
Nama Ilmiah Kunyit : Curcuma domestica
Nama Lain Kunyit (Daerah) : Hunik (Batak), Kunyir (Lampung), Temu Kuning, Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet, Temu Koneng (Madura), Kunidi (Sulawesi Utara), Kuminu (Ambon), Rame (Irian).
Nama Asing Kunyit : Yin Cin, Chiang Huang (China), Indian Safron, Turmeric (Inggris), Curcuma, Safran des Indes (Perancis), Kurkuma (Italia), Acafrao da India (Portugis).

Ciri-Ciri Tanaman Kunyit :
Tinggi Tanaman Kunyit : 40-100 cm
Batang Kunyit : Merupakan batang semu, tersusun dari pelepah daun dan agak lunak.
Daun Kunyit : Berbentuk bulat telur memanjang.
Bunga Kunyit : Muncul dari pucuk batang semu, panjang sekitar 10-15 cm, berwarna putih.
Rimpang Kunyit : Kulit luar berwarna jingga kecoklatan dan daging buah merah jingga kekuningan, tumbuh bercabang.
Asal Kunyit : India
Tempat Tumbuh Kunyit : Tumbuh secara liar dihutan atau bekas kebun, ketinggian tempat yang diinginkan ialah 90-2000 m dpl.

Pengembangbiakan Kunyit :
Tanaman kunyit dapat diperbanyak dengan menanam rimpang atau sebagian anakannya. Jika hendak menanam rimpang pilihlah yang sudah cukup tua dan sudah memiliki beberapa mata tunas.

Kandungan Kunyit :
Minyak atsiri, phellandrene, sabinene, cineol, borneol, zingiberene, curcumene, turmeron, camphene, camphor, sesquiterpene, caprilic acid, methoxinnamic acid, tholymethy carbinol, dan zat warna yang mengandung alkaloid curcumin.

Khasiat Kunyit :
1. Mengobati Disentri
Rimpang kunyit sebanyak 1-2 buah direbus dengan 2 gelas air bersama gambir dan kapur sirih secukupnya. Perebusan dilakukan hingga tinggal 1 gelas, lalu disaring dan airnya diminum.
2. Mengobati Haid Yang Tidak Lancar
Dua buah rimpang kunyit, 1/2 sendok ketumbar, 1/2 sendok biji pala, dan 1/2 genggam daun sri gading ditumbuk hingga halus. Tambahkan air 1 liter dan rebuslah hingga mendidih, airnya lalu disaring dan diminum segelas sehari. 
3. Mengobati Amandel
Ambillah 1-2 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, dan 2 sendok madu. Rimpang kunyit diparut, jeruk diperas dan diambil airnya. Campurkan bahan tersebut dengan madu dan 1/2 gelas air hangat. Aduk dan saringlah sebelum diminum secara rutin 2X sehari.
4. Menghilangkan Ketombe
Tumbuk rimpang kunyit yang agak besar, setelah keluar airnya, gosokkan atau pijat sarinya agar mengenai kulit kepala. Biarkan sari kunyit ini mengendap dikulit kepala semalam atau paling tidak beberapa jam. Setelah itu, cuci rrambut hingga bersih.
5. Mengobati Bengkak Digigit Serangga atau Terkena Ulat Bulu
Parutlah 2-3 rimpang kunyit, tambahkan 1/4 sendok makan kapur sirih dan dicampur merata. Oleskan atau tempelkan bahan tersebut pada bagian yang terkena.
Sumber :
Arif Fauzi, 2009, Aneka Tanaman Obat dan Khasiatnya, Media Pressindo, Yogyakarta