Tampilkan postingan dengan label Famili Elaeocarpaceae. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Famili Elaeocarpaceae. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 September 2012

Muntingia calabura L. (Kersen/Talok)


Klasifikasi:

 

Regnum: Plantae

Divisio: Spermatophyta

Sub Divisio: Angiospermae

Kelas: Dicotyledoneae

Sub Kelas: Dialypetalae

Bangsa: Malvales

Famili: Elaeocarpaceae

Genus: Muntingia

Spesies: Muntingia calabura L.

 

 

 

 

Deskripsi Morfologi

Habitus : Pohon, tahunan, tinggi 2-10 m, berkayu, tegak, bulat, percabangan simpodial, cabang berambut halus, coklat keputih-putihan. Daun : Tunggal, berseling, bulat telur bentuk lanset, panjang 6-10 cm, ujung dan pangkal runcing, bergerigi, berbulu, pertulangan menyirip, hijau, mudah layu. Bunga : tunggal, berkelamin 2, bunga 1-3 menjadi satu di ketiak daun, mahkota lonjong, tepi rata, bulat telur terbalik, gundul, putih, panjang 8-11 mm, tonjolan dasar bunga bentuk cawan, benang sari panjang ±0,5 cm, kuning, putik kecil, berlekuk 5-6, putih. Buah : Buni, bulat, berdiameter ±1 cm, merah. Biji : Bulat, kecil, putih kekuningan, tiap buah mengandung ratusan biji.  Akar : Tunggang, putih kotor.

Anatomi Daun.
Mempunyai mucilaginous epidermis, stomata, yang pada umumnya anomocytic. Epidermis tanpa kristal idioblasts. Epidermis Abaxial bukan papillose. Terdapat rambut, yang bersifat eglandular ataupun glandular yang terdiri atas unicellular, dan beberapa multiseluler. Helaian daun pada umumnya Dorsiventral atau isobilateral (kadang-kadang ' terdiri atas jaringan  palisade'); dengan rongga yang keluar, atau tanpa rongga yang keluar. Rongga yang keluar yang berisi lem cair/getah; Rongga yang keluar schizogenous, atau lysigenous. Mesophyll yang berisi sel lem cair/getah. Daun kecil tanpa floem sel transfer (Entelea, Sparmannia).

Anatomi Batang.
Terdapat rongga batang yang pada umumnya di bagian tengah batang dan korteks dan bergetah. Mempunyai kambium gabus; pada awalnya dangkal. Tangkai pohon Tri-Lacunar. Jaringan vaskuler utama di dalam silinder, tanpa bundel terpisah; sentrifugal. Floem internal tidak ada. Bahan pengental sekunder mengembangkan suatu cambial konvensional. Floem sekunder membuat stratifikasi ke dalam dengan keras ( berserat) dan lembut ( parenchymatous). Selaput kayu dengan tracheids, atau tanpa tracheids; dengan serat tracheids ( dengan lubang (galian) kecil di dalam Tilia), atau tanpa serat tracheids; dengan libriform serat. Terdapat pembuluh end-walls sederhana. Pembuluh tanpa lubang kecil. Sel dasar (Jenis Durio Dan Pterospermum). Kayu parenchyma apotracheal, atau paratracheal. Sieve-Tube plastids S-Type.

Kebiasaan Dan Format Daun.
Leptocaul. Mesophytic. Daun berpilin atau distichous; petiolate;  tidak mempunyai sarung pelindung; sederhana. Ujung Daun terbelah; atau keseluruhan tidak simetris; palmately berlekuk; pada umumnya palmately berurat. Stipules intrapetiolar; bebas dari satu sama lain; caduceus.

Fisiologi, Biokimia.
Tidak cyanogenic. Mempunyai alkaloida yang jarang. Iridoids tidak terdeteksi. Mempnuyai Proanthocyanidins dan cyaniding, Flavonols (kaempferol, atau kaempferol dan quercetin). Cuka Ellagic tidak ada. Tidak terdapat Arbutin. Akumulasi Aluminium yang tidak ditemukan. Terdapat Gula (yang sebagian besar oligosaccharide + sukrosa), tetapi beberapa myoinositol pada umumnya terdeteksi juga. Muntingia calabura termasuk tanaman C3. Fisiologi C3 merekam secara langsung di dalam Corchorus, Tilia.
Khasiat
Daun Muntingia calabura berkhasiat sebagai obat batuk dan peluruh dahak, buah yang telah masak untuk obat sakit kuning. Untuk obat batuk dipakai ± 20 gram daun segar Muntingia calabura, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai air rebusannya tinggal setengah, dinginkan lalu disaring. Hasil saringan diminum tiga kali sehari sama banyak.

Kandungan kimia
Daun dan kulit batang Muntingia calabura mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

 

Referensi:

http://cookislands.bishopmuseum.org/species.asp?id=6410

http://www.discoverlife.org/mp/20q?search=Muntingia+calabura

http://delta-intkey.com/angio/www/tiliacea.htm
http://florabase.calm.wa.gov.au/browse/flora?f=220&level=f&id=220


Kamis, 07 Juni 2012

Elaeocarpus grandiflorus J.Sm (Anyang-anyang)


Klasifikasi:

Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Dialypetalae
Bangsa: Malvales/ Columniferae
Famili: Elaeocarpaceae
Genus: Elaeocarpus
Spesies: Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,

Sinonim: Rejasa

Nama Lokal :
Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda);
Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor, Rejasa (Jawa). 
Deskripsi :

Pohon dengan bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus (seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut; kepala putik tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai pohon hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm. Cat. : Jika buah diinjak, maka duri tempel pada inti buah menembus dinding buah yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang dinamakan „kotak duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun.