Tampilkan postingan dengan label Famili Caryophyllaceae/Centrospermae. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Famili Caryophyllaceae/Centrospermae. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 November 2016

Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn / Som Jawa atau Ginseng Jawa


Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Apetalae
Bangsa: Caryophyllales
Famili: Portulacaceae
Genus: Talinum
Spesies: Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn

Ciri-ciri:
Som jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis. Akarnya berdaging tebal, biasa digunakan sebagai pengganti kolesom. DI Jawa tumbuh pada ketinggian 5 – 1.250 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 30 – 60 cm, batang bercabang di bagian bawah dan pangkalnya mengeras. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, bundar telur sungsang, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 3 – 10 cm, lebar 1,5 – 5 cm. Perbungaan majemuk dalam malai di ujung tangkai, berbentuk anak payung menggarpu yang mekar di sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah kotak, diameter 3 mm, bijinya kecil, hitatn, bulat gepeng.



Deskripsi:
Di pulau Jawa masyarakat lokal mengenal Som Jawa yang sering disebut sebut sebagai Ginseng Jawa, terutama oleh pedagang herbal tradisional dengan menguraikan manfaat yang mirip dengan Ginseng sesungguhnya (Panax). Bahasa latinnya juga jauh berbeda, dinamakan sebagai Talinum Paniculatum Gaertn, kolesom atau Talinum triangulare Wild. Masyarakat tradisional sudah lama mengenalnya sebagai ramuan obat, lajimnya dicampur dengan minuman keras anggur. Sebagian masyarakat menggunakannya sebagai campuran sayur lodeh dengan berbagai jenis dedaunan penyedap rasa.

Bentuk fisik Som Jawa juga sangat berbeda dengan tanaman ginseng sesungguhnya dan cukup mudah ditemukan di berbagai tempat, terkesan sebagai tanaman liar yang sangat jarang dibudidayakan. Tidak banyak artikel ilmiah yang mengulas tentang tanaman herbal ini, kecuali catatan digital yang banyak ditulis oleh para Blogger serta iklan sederhana yang bercerita tentang faedahnya walaupun belum teruji secara medis, mungkin saja itu pendapat pribadi atau mitos yang dicatat pada artikel sederhana di internet. Semoga saja tumbuhan ini diteliti lebih jauh lagi, untuk mengetahui kandungan yang terdapat didalamnya sebagai obat herbal. Situs pemerintah pertanian.go.id menyajikan klasifikasi tanaman dengan asal penyebarannya dari Amerika dan Afrika secara sistimatis, berikut dengan gambar Ginseng Jawa dengan ciri ciri tanaman tanpa menyebut faedahnya secara rinci.

Indonesia memang sangat kaya dengan tanaman herbal, masyarakat tradisional di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Paua dan Sumatera serta Bali hingga Mentawai dan Nias, hampir di setiap pulau memiliki tanaman herbal yang dikenal sangat ampuh, dan secara turun temurun telah diajarkan, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Menjadi bagian dari pengobatan tradisional yang diwariskan oleh leluhur secara turun temurun.


Jumat, 29 Juni 2012

Diantus superbus L.


Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Apetalae
Bangsa: Caryophyllales/Centrospermae
Famili: Caryophyllaceae
Genus: Diantus
Spesies: Diantus superbus L.


Anyelir (Dianthus superbus L.) dikenal sebagai tanaman hias. Selain itu juga untuk dirangkai sebagai karangan bunga. Fungsi lain, anyelir berguna bagi kesehatan. Pengobatan tradisional Tiongkok memanfaatkan bunga ini untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti infeksi saluran kemih, wasir dan kencing batu.

Ciri-ciri:
Habitus: Terna, menahun, tinggi 30-100 cm Batang Bulat, beruas-ruas, licin, permukaan berlilin, hijau kebiruan. Daun: Tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun, pangkal memeluk batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm, pertulangan sejajar, permukaan licin, tebal, hijau. Bunga: Majemuk, bentuk malai, terletak di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempurma, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm, benang sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5 cm, halus, warna merah muda, berbau harum. Buah: Bentuk elips, kecil, coklat. Biji: Bentuk elips, kecil, lunak, putih. Akar: Tunggang, berwarna putih kehitaman.

Ekologi dan Penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1.000 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Menyukai tanah yang gembur dan subur dan dapat dipanen sepanjang tahun.

Kandungan Kimia
Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu bunganya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.


Diantus caryophyllus Linn. (Anyelir)


Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Apetalae
Bangsa: Caryophyllales/Centrospermae
Famili: Caryophyllaceae
Genus: Diantus
Spesies: Diantus caryophyllus Linn.


Deskripsi:
 Anyelir atau carnation (Dianthus cariophyllus Linn.) adalah tanaman hias bunga yang berasal dari daerah Mediterania. Kata “Dianthus” berasal dari bahas Yunani, yang berarti dewa (dios) bunga (anthos).
Dianthus sp. termasuk tanaman herbal, dapat mencapai tinggi 30-100 cm. Buku batang terlihat nyata pada bagian yang sudah menua. Daun runcing dengan tulang daun yang menyirip, panjang dan sempit, terletak bertolak belakang. Warna daun hijau mudah keputih-putihan. Diameter bunga sekitar 5-10 cm. Daun mahkota bunga kelipatan lima dengan warna yang sangat bervariasi. Ujung mahkota bunga bergerigi atau tidak bergerigi. Kelopak bunga bergabung membentuk silinder dengan dua putik dan lima benang sari. Tunas samping keluar di antara daun dan batang (Bailey,1953).
Menurut Pertwee (1966) terdapat beberapa tipe anyelir baik berdasarkan teknik budidaya maupun secara genetik :
  1. “standard canation” (D. Caryophyllus) dibentuk dengan cara membuang pucuk lateral pada saat budidaya tanaman dilakukan. Tangkai bunga akan tumbuh kekar dengan panjang berkisar 60-80 cm, dan mempunyai satu bunga yang besar.
  2. “midi carnation’, yaitu anyelir tipe standar yang mengalami pemotesan pada bebrapa pucuk lateralnya saja, tapi tidak pada pucuk batang utamanya. Diameter bunga sekitar 75% dari ukuran bunga standar.
  3. “mignon carnation”, merupakan “standar carnation” yang berukuran kecil, akibat dibuangnya pucuk terminal dan beberapa pucuk lateral. Ukuran bunga sekitar setengah dari ukuran “standardcarnation”
  4.  “Sprray carnation” (D. Caryophyllu) dimana pucuk terminal dibuang, dan pucuk lateral yang dibiarkan berkembang. Panjang tangkai sekitar 40-70 cm.
  5.  “Micro pink” adalah tipe anyelir yang berkluster dan kecil-kecil, dimana semua pucuk dibiarkan tumbuh dan berkembang.
  6.  “Diantini carnation”. Bunga mirip D. Barbatus (Sweet William), tetapi pucuk terminalnya dibuang.
Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketingian 1.0 m sampai 1.80 m di atas permukan laut. Menyukai tanah yangembur dan subur dapat dipanen sepanjang tahun.


Basella rubra Linn. (Gendola)


Klasifikasi:
Regnum: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Sub Kelas: Apetalae
Bangsa: Caryophyllales/Centrospermae
Famili: Basellaceae
Genus: Basella rubra Linn.

Uraian :
Gendola dapat ditemukan tumbuh liar, kadang ditanam untuk dirambatkan pada pagar, atau pergola sebagai tanaman hias. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-500 m dpl. Terna, melilit kekiri, tumbuh merayap atau memanjat, panjang sampai 6 m. Batangnya yang panjang ini tidak berkayu dan sangat lemah, bentuknya bulat, lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggak atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah, akan mengeluarkan akar. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bentuk daun bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata kadang berombak, panjang 2-17 cm, lebar 1-13 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir, panjang 3-21 cm, mahkota putih dengan ujung ungu. Buahnya buah buni, bulat, diameter 4-7 mm, masih muda hijau, setelah masak warnanya menjadi ungu. Bijinya satu, bulat, keras, warnanya merah keputihan. Ada dua warna gendola, putih dan merah. Perbedaanya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah, memiliki batang dan tulang daun yang berwarna merah. Daunnya dapat disayur, sedang buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.

Nama Lokal :
Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura); Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).